laporan Wartawan Surya, Zainuddin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Merasa nyawanya selalu terancam, saban keluar rumah M Jupri (38) kerap menyelipkan pisau sepanjang 30 sentimeter di balik pakaiannya. Belakangan ia terkena razia polisi di sekitar Jembatan Suramadu.
Saat diinterogasi petugas, Jupri tidak menjelaskan orang yang mengancam nyawanya. Ia berdalih pisau itu hanya untuk jaga-jaga dan selama ini belum pernah menggunakannya.
“Kalau ada apa-apa, baru saya gunakan,” ungkap Jupri di Mapolsek Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/8/2015).
Usut punya usut, Jupri kerap terlibat aksi. Ia mengaku pernah merampas uang nasabah bank di beberapa kota. Ia lupa kota mana saja yang pernah menjadi operasi kejahatannya. Jupri hanya mengingat beberapa seperti Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan.
Jupri biasa beraksi bersama tiga temannya. Sasarannya adalah orang yang akan pergi atau pulang dari bank. Sebelum menentukan sasaran, kawanan ini harus memastikan calon korbannya membawa uang.
“Teman-teman saya sudah ditangkap. Tapi tidak tahu dimana mereka ditahan,” tambah Jupri.
Sejak mendengar teman-temannya dibekuk polisi, hidup Jupri tidak bisa tenang. Dia sering pindah tempat tinggal agar polisi tidak bisa mengendus keberadaannya. Ia merasa nyawanya terancam sehingga selalu membawa pisau.
Penangkapan Jupri segera menyebar ke polsek atau polres yang wilayahnya pernah diobok-obok Jupri. Penyidik dari beberapa polsek atau polres sempat mendatangi Mapolsek Kenjeran untuk memastikan penangkapan itu.
Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, AKP Yudo Hartoyo, mengakui tersangka pernah terlibat dalam kejahatan lain. Ia belum bisa merinci kejahatan yang pernah dilakukan Jupri karena masih mengumpulkan laporan polisi.
“Untuk sementara, tersangka kami sidik terkait kepemilikan senjata atau pisau,” beber Yudo.