Mereka sempat menggedor pintu kamar anaknya yang masih balita. Komplotan perampok juga menodongkan clurit ke mertuanya.
Ulah ketika perampok itu menyebabkan anak dan mertua Reza berteriak ketakutan.
Saat itu, Reza yang sudah tidur sejak pukul sekitar 21.00 wib, keluar dari kamar karena mendengar teriakan keras.
Dinihari tadi, ada lima orang yang berada di dalam rumah Reza, yaitu Reza, istrinya yang sedang hamil delapan bulan, mertua, pengasuh anak, dan anaknya.
Setelah keluar dari kamarnya, ia sudah di hadapan tiga perampok, masing-masing membawa pisau dapur, obeng panjang, dan sebuah clurit kecil.
Dua perampok bertubuh kurus setinggi sekitar 155 cm dan seorang perampok tubuh besar setinggi 170-an cm.
Dua perampok bertubuh kecil mengenakan penutup kepala dan jaket warna cerah, sedangkan perampok bertubuh besar mengenakan penutup wajah (masker) berjaket hitam.
Perampok bertubuh besar inilah, kata Reza bertindak lebih kejam.
“Saya keluar dari kamar, tanpa basi basi, mereka melayangkan clurit ke saya,” ujar Reza sembari menunjukkan luka di tubuhnya.
Usai menclurit Reza, seorang perampok yang bertubuh besar minta supaya semua anggota keluarga Reza yang mengetahui ulahnya tidak berteriak.
Jika berteriak, mereka diancam akan dibunuh. Seorang perampok sudah mengarahkan pisau dapur ke anak dan istrinya.
Reza pun menuruti permintaan perampok itu agar tidak terjadi korban jiwa.
“Ya udah saya menyerah, mau ambil apa saja silakan,” kata Reza yang masih berlumuran darah di wajahnya kepada para perampok.(*)