Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM JOGJA - BEM KM UGM yang mengadakan lomba mural dengan tema 'Indonesia Tanpa Jokowi' mengatakan bahwa acara ini akan memfasilitasi semua kalangan baik yang pro Jokowi maupun kontra dengan Jokowi.
Poster lomba yang beredar melalui media sosial baik Facebook maupun Twitter sejak Selasa (3/11/2015) menuai banyak pro dan kontra, bukan hanya di ranah media sosial namun juga di ranah mahasiswa dan kampus melalui rektorat juga ikut bereaksi.
"Kita mengakui bapak Jokowi sangat fenomenal, banyak hal kontroversial terjadi padahal baru setahun menjabat. Sementara di masyarakat banyak yang sangat mendukung dan banyak pula yang sangat tidak mendukung," papar Halim Syafar, Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM Kamis (5/11/2015).
Menurutnya tidak ada hal yang salah dengan lomba tersebut dan itu merupakan hal biasa, ide lomba tersebut sendiri berangkat dari masalah yang ada saat ini.
Sementata pihaknya sendiri yang selama ini sudah selalu mengoreksi kerja pemerintahan Jokowi JK baik dengan penyampaian data, aksi dan lainnya memandang acara ini sebagai ajang bagaimana mereka baik yang mendukung maupun menolak Jokowi agar membuat sendiri bagaiamana seharusnya Indonesia versi mereka.
"Bagi orang-orang yang pro Jokowi silahkan mereka menggambarkan misalnya indonesia lebih bagus dengan Jokowi, dalam artian indonesia tanpa Jokowi bisa lebih buruk dari hari ini begitu pula sebaliknya".
"Kita langsung melihat dari dua sisi bisa jadi Indonesia lebih bagus dengan Jokowi atau sekalian gak ada Jokowi itu tergantung mereka kita hanya memfasilitasi," ujarnya.
Kritik atas lomba yang akan diadakan sendiri disebutnya wajar karena mereka hanya melihat pada posternya saja tanpa memahami isi lomba tersebut sebenarnya.
Padahal kalau mau sedikit jeli dalam caption yang disertakan dalam poster juga sudah dijelaskan akan maksud lomba tersebut.
Mural sendiri dipilih karena dianggap lebih efektif dalam menyampaikan gagasan dan kritikan daripada tulisan karena bisa dinikmati semua kalangan.
Dia juga tidak khawatir lomba tersebut memunculkan karya berupa kritikan yang menjurus kebencian kepada Jokowi selaku Presiden Indonesia.
"Kita juga tetap pakai peraturan, dalam karyanya unsur SARA dan Pornografi jelas kita larang," ujarnya.
Sampai saat ini penerimaan hasil lomba masig berlangsung dan rencananya hasil karya peserta akan ditampilkan pekan depan. (*)