Perjuangan pendukung Imba dipenuhi drama.
Episode pertama, saat salah satu komisioner KPU Manado Amrain Razak terlambat tiba di kantor KPU Manado.
Perwakilan pendemo meminta KPU Manado menggelar pleno ulang untuk kembali mensahkan Imba sebagai peserta Pilwako Manado berdasarkan putusan DKPP yang memenangkan KPU Manado.
Pleno tak bisa digelar tanpa kehadiran Amrain.
"Tolong komisioner hadirkan pak Amrain, " kata Ruby Rumpesak perwakilan pendemo.
Lamanya Amrain muncul memunculkan dugaan jika ada rekayasa.
Apalagi ponselnya masih ada di ruangan. Macam - macam cara digunakan warga untuk menghadirkan Amrain, dari meminta aparat menjemput Amrain hingga menelepon tetangga Amrain. Ternyata Amrain hanya keluar makan.
Pertemuan pun dimulai.
Sejumlah perwakilan pendemo adalah bekas murid Ketua KPU Manado Eugenius Paransi.
Mereka menyerang Paransi dengan ilmu yang ia berikan.
"Mener bilang kekuatan eksekutif tidak bisa menekan yudikatif," kata Yudistira.
"Mener katakan, meski langit runtuh namun hukum harus ditegakkan," tambah Ruby Rumpesak.
Kesempatan itu digunakan Paransi untuk mengeluarkan isi hatinya.
"Kami juga sakit hati, namun ini adalah rekom Bawaslu yang musti kami tindaklanjuti, hal itu sesuai dengan aturan yang berlaku," kata dia.