Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Heru, orangtua dari M Sadiq Kaysan alias Diqa (7) menangis sesenggukan ketika melihat adegan rekontruksi anaknya dibunuh.
Ketika pelaku bernama Rori Rahman alias Rori (23) memperagakan bagaimana ia menyayat leher bocah malang itu, Heru yang berdiri di dekat pelaku berulangkali mengucap istighfar.
"Astaghfirullah. Kok kejam kali kalian. Apa salah anak saya," ucap Heru sembari menyeka air matanya di lokasi kejadian Jl Sei Padang, Lingkungan V, PB Selayang I, Medan Selayang, Kamis (3/12/2015) siang.
Karena tak kuasa melihat adegan anaknya dibantai, Heru yang mengenakan kemeja kotak-kotak nyaris pingsan.
Sesaat kemudian, sejumlah kerabat Heru memeluk dirinya.
"Sabar, kamu harus kuat. Berdiri, lihat wajah pelaku yang membunuh Diqa," kata seorang wanita paruh baya sembari memegangi tangan Heru.
Saat pelaku menunjukkan bagaimana dirinya menggorok leher Diqa, Heru kembali menangis.
Ia kemudian memarahi tersangka Rori.
"Kenapa kamu tega bunuh Diqa. Padahal dia enggak ada salah. Kok berani sekali kamu masuk ke dalam rumah orang lalu membunuh," kata Heru dengan wajah tegang.
Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, petugas kepolisian langsung berdiri di samping tersangka Rori.
Tersangka pun hanya terdiam sembari menatap ke arah wajah Heru.