TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Meski tahun baru 2016 masih tiga minggu lagi, para penjual terompet mulai ramai terlihat di pinggiran jalan Kota Banjarmasin.
Penjual terompet banyak terlihat menggelar lapak dagangnnya berjejer di pinggir Jalan A Yani Kilometer 3 Banjarmasin sejak seminggu terakhir.
Salah satu pedagang, Madi mengaku meski tahun baru 2016 terbilang masih lama sekitar tiga minggu lagi, namun penjualan terompet cukup memuaskan.
Selain terompet, para pedagang termasuk Madi juga menjual aksesoris tahun baru lainnya seperti topeng, topi kerucut dan lainnya dengan harga berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu.
"Ya lumayan bang, sehari minimal dapat lah 10 terpet dan 10 topeng terjual. Tapi ya tidak tentu juga sih, yang jelas ada saja yang beli. Alhamdulillah rezeki tahunan," kata warga Jalan Ratuzaleha yang sehari-hari biasa bekerja sebagai buruh serabutan ini.
Menariknya, belasan pedagang terompet yang berjejer di pinggir Jalan A Yani tersebut sama-sama berasal dari Jalan Ratu Zaleha Banjarmasin, termasuk Madi.
Terompet dan aksesoris tahunan pun diperoleh dari pengrajinnya di Jalan Ratu Zaleha.
"Satu kampung semua ini. Tiap tahun ya jualan begini. Belinya sama Pak Muhtadin, orang kampung kita juga. Ambil barang duluan, bayar belakangan awal tahun depan," kata dia.
Yang masih membuat 'was-was' adalah keberadaan Sat Pol PP Kota Banjarmasin.
Mereka takut dengan razia Sat Pol PP yang tahun lalu sampai menyita barang dagangan mereka.
Pedagang berharap, Sat Pol PP tak lagi 'kejam'. Pasalnya, para pedagang mengaku kini sudah megikuti semua aturan yang ditetapkan.
"Kami jualan hanya di pinggir jalan arah luar kota. Kalau dulu seberang menyeberang. Kami juga naruh lapak tidak sampai badan jalan."
"Kalau tahun lalu yang kena razia masih ada yang diambil barangnya. Tahun ini kami sudah nurut, ya mudahan tidak sampai begitu lagi," harapnya. (Rahmadhani)