Hingga kini, Kristini dan Nikma belum mengetahui penyebab pembantaian itu.
Kristini menyebut, selama ini hubungan ponakan dan paman bibinya itu tak ada masalah.
Dia menyebut Sunar mengalami gangguan kejiwaan.
Sekitar pukul 08.30, aparat kepolisian datang menangkap Sunar dan membawanya ke mapolres Bojonegoro
Menangkap Sunar bukanlah hal mudah.
Usai membantai paman dan bibinya lelaki yang dikenal para tetangganya mengalami gangguan jiwa sejak muda itu masih memegang parang dan tak mau ditangkap anggota Polres Bojonegoro.
Pihak kepolisian yang berusaha menangkap Sunar pun terlihat kesulitan.
Butuh waktu sekitar satu jam dan tiga kali tembakan gas air mata untuk membekuknya.
Meskipun sekitar dua puluhan anggota polisi telah dikerahkan pihak polres.
Usai membantai Marjo dan Darmi, Sunar pulang ke rumah yang letaknya di belakang rumah Darmi.
Di rumah itu, Sunar duduk di tempat tidur sembari tangannya memegang parang.
Raut mukanya tak terlihat rasa menyesal.
Ketika beberapa anggota polisi melihatnya dari pintu belakang rumah, Sunar langsung menutup pintu tersebut.
Anggota kepolisian minta supaya Sunar menyerahkan diri.