Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Penyelidikan terhadap dugaan peracikan bahan peledak yang melukai seorang warga Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Suratman, dihentikan.
Kepala Satuan (Kasat) Intelkam Polrestabes Semarang, AKBP Budi Agus, mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan dan tidak menemukan adanya unsur bahan peledak (handak) yang digunakan oleh korban, Suratman.
"Sudah kami selidiki, dan tidak ada unsur handak. Di rumahnya juga tidak kami temukan handak," kata Budi kepada Tribun Jateng, Senin (14/12/2015).
Budi mengatakan, dugaan sementara ledakan berasal dari alam.
"Jadi tidak ada bahan peledak, itu faktor alam. Ada gas yang keluar setelah batu di bor dan terjadilah ledakan ketika disulut api," katanya.
Budi menegaskan, pihaknya tidak melanjutkan penyelidikan lantaran ledakan tersebut karena faktor alam.
"Tidak kami lanjutkan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Suratman (50), warga Ngadirgo, Kecamatan Mijen, harus kehilangan lima jari tangan kirinya lantaran meledakkan batu menggunakan bahan peledak.
Saat ini Suratman masih dirawat intensif di RS Tugu, Kota Semarang.
Kapolsek Mijen, Kompol Sapari, mengatakan, peristiwa nahas tersebut terjadi pada Kamis (10/12/2015) siang.
Saat itu, Suratman hendak meledakkan batu besar di dalam areal kebun yang tak jauh dari rumahnya.
"Dia merakit sendiri bahan peledaknya, campuran bahan dasar mercon dan belerang. Setelah melubangu batu, bahan peledak itu dimasukkan namun ternyata meledak lebih cepat," kata Sapari, kemarin.
Ledakan itu membuat lima jari tangan kirinya terputus, selain itu wajah dan dada Suratman juga mengalami luka lantaran terkena serpihan batu.