Sopir tidak mengizinkan mereka tetap di atas jonder demi alasan keamanan.
Tanjakan itu tinggi disertai tikungan membentuk letter S. Lubang-lubang bekas roda Jonder membuat jalan semakin rusak dan sulit dilalui.
Mereka pun harus rela berjalan kaki cukup jauh melewati tanjakan tinggi pula.
"Setelah sampai di jalanan yang agak halus, kami pun diperbolehkan naik ke badan Jonder lagi. Belantara rimba semakin ke dalam semakin lebat saja. Pohon-pohon tua yang sebelumnya belum pernah aku lihat, tampak berjajar kokoh seolah raksasa yang siap menjegal siapa saja yang berani merusak hutannya," tutur Bekti.
Sesampainya di Lesten, warga lokal terlihat susah membaur. Bekti menyimpulkan jika hal tersebut mungkin terjadi karena jarang ada pengunjung yang datang ke Lesten.
"Tapi sebenarnya mereka adalah orang yang ramah," kenang perempuan kelahiran Gunung Kidul, 30 September 1991 tersebut. (tribunjogja.com)