News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Tewas Gantung Diri, Pria Ini Temui Ibunya Minta Jaga Hasil Kebun

Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban terbujur kaku di instalasi pemulasaran jenazah ditemani ibu kandung Ema Wawo, Jumat (19/2/2016)

Laporan Wartawan Tribun Manado Ferdinand

TRIBUNNEWS.COM, MANADO- Warga dihebohkan seorang pria mengakhiri nyawanya dengan cara menggantung dengan seutas tali nilon dengan ukuran panjang kurang lebih 10 meter.

Alfrets Pratasik (44) warga kelurahan Malalayang Satu, Lingkungan V, Kecamatan Malalayang Kota Manado ditemukan tewas dalam keadaan menggantung diri, Jumat (19/2/2016) sekitar pukul 06.45 Wita.

Mayat Alferts ditemukan pertamakali dilihat Daniel (48) akan mengambil air di sumur yang berdekatan dengan rumah korban.

Sebelum dirinya hendak mengambil air, ia melihat ke arah rumah korban, korban sudah tergantung dengan seutas tali, dan tidak bernyawa.

Kemudian dia memanggil warga dan menyaksikan kejadian.

Orang tua kandung Ema Wawo (70-an) tak kuasa melihat anak ketiganya sudah terbujur kaku tak bernyawa di instalasi pemulazaran jenazah.

"Tolong bawa dirumah saja," kata Nenek 70 tahun ini.

Dikatakan Ema, sebelum anak ketiganya itu tewas, korban sempat ke kediamannya memberi pesan agar menjaga hasil kebunnya.

"Kemarin dulu anak saya ke rumah, dia berpesan lihat-lihat kebun, karena dia akan kembali kerja kapal dan sudah dipanggil bosnya untuk bekerja, anak saya bilang, dari pada ngojek tidak seberapa hasil tarik ojek. Dia rajin dan tolong orang tua. Saya serahkan pada Tuhan," Kata Ema.

Kapolsek Malalayang Kompol joutje Fernatubun saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Sekarang jenazah korban ada di RSUP Malalayang. Mereka menolak untuk di autopsi," kata Kapolsek Malalayang saat ditemui Tribun Manado di instalasi pemulasaraan jenazah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini