Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Di sebuah tegalan milik warga di Banjar Kubu, Lingkungan Kubu, Kelurahan Kubu, Bangli, Bali, muncul sebuah asap misterius.
Konon, asap yang sudah beberapa waktu muncul itu dipercayai sebagai sebuah Tirta (Air Suci). Fenomena kemunculan asap dari dalam tanah itu pun menjadi tontonan banyak warga.
Lurah Kubu Bangli, Nengah Arya Wibowo kepada Tribun Bali menyatakan, sejatinya asap itu oleh warga hanya didiamkan saja selama beberapa waktu.
Tidak ada yang aneh dalam kemunculannya sejak pertama kali ditemukan oleh warga. Namun, hal itu kemudian berubah setelah dilakukan persembahyangan di tempat tersebut.
"Jadi pemiliknya yakni, Pak Nyoman Kenceng menanyakan ke Balian (paranormal Bali) untuk meminta petunjuk. Dari petunjuk itu, disuruhlah membuat pelinggih (tempat suci). Akhirnya dilakukan oleh pemilik dan warga sekitar ," ucapnya, Minggu (13/3/2016) melalui sambungan selulernya.
Setelah itu, sambung dia, pelinggih sederhana yang dibuat itu akhirnya diupacarai, dan acaranya dilakukan kemarin malam, Sabtu (12/3/2016).
Anehnya, saat upacara berlangsung ada yang kerauan (kesurupan). Yakni, seorang laki-laki dan seorang wanita yang kerauan.
"Dari kerauan itu diketahui, apabila nantinya atau suatu saat di tanah itu bisa tersembur air dan itu Tirta (air suci). Tirta ini bermanfaat untuk masyarakat," ungkapnya.
Dalam kepercayaan Hindu Bali, petunjuk secara supranatural itu disebut sebagai proses Niskala.
Nah, dan di saat suatu hari usai kemunculannya, maka petunjuk Niskala itu memohon supaya, jika muncul air maka akan dibuatkan pelinggih, bangunan suci yang permanen.
"Sampai saat ini, bahkan sampai malam ini masih dijaga arealnya dan ditunggui oleh warga," jelasnya.
Namun demikian, warga di sana tidak menafikan apa yang dinamakan sebuah keilmuan atau petunjuk sekala. Dalam petunjuk sekala itu sendiri, pihak Kelurahan Kubu akan mengundang ahli geologi tanah dari ITB Bandung, Jawa Barat.
"Secara pribadi saya sudah koordinasi langsung. Planning (renacananya) seminggu ini akan datang. Dan kami memang melakukan petunjuk sekala dan niskala untuk tetap jalan. Karena memang, kehidupan sekarang juga harus memakai logika," tegasnya.
Hingga saat ini pun, dia menambahkan, apabila di Lingkungan Kubu masih ramai tempatnya dikunjungi oleh warga.
Bahkan, tidak hanya warga di lingkungan itu saja. Dari berbagai penjutu Bali pun ikut meramaikan untuk menonton fenomena yang masih belum diketahui kebenaran sahihnya tersebut.
Dan sedikit mengenai fenomena itu lagi, jadi tempat itu dahulunya tumbuh dengan bambu-bambu di lobang, namun bambu-bambu tersebut kemudian terbakar.
"Kami warga tetap menunggu. Kalau seandainya benar petunjuk Niskala, maka akan kami lakukan upacara dan membuat pelinggih. Dan petunjuk ahli Geologi jika penjelasannya bisa diterima, maka akan kami terima," tukasnya. (*)