Laporan Wartawan Tribun Bali, Eka Mita Suputra
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Wajah petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung harap-harap cemas ketika diminta menghidupkan mesin mobil pemadam pada Selasa (15/3/2016) pagi.
Total ada tujuh mobil terparkir di kantor itu. Satu per satu petugas menghidupkan mesin mobil.
Tanpa mereka duga sebelumnya, seorang pria bertopi hitam, berkaus biru, berkumis sedikit lebat, berkulit agak gelap, naik ke ruang kemudi, memeriksa jarum amper bensin.
"Yang ini jarum ampernya menunjukkan E (empty). Mobil ini juga, mobil damkar yang itu juga! Dari tujuh mobil hanya satu mobil yang isi bensin setengah. Kalau seperti ini, bagaimana armada damkar bisa siaga?" pria tadi berkata meninggi.
Pria itu adalah Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta. Air mukanya penuh emosi, tapi tetap serius. Tak lama muncul perintah lebih tegas, "Panggil Kasi Damkarnya, segera panggil!"
Temuan tak ada bensin di hampir tangki mobil pemadam kebakaran membuat Kasta kesal. Tak lama ia menuju lantai atas kantor untuk menemui Kasi Damkar, Putu Gede Yudiarta.
Kekesalannya berlipat. Kabid Peralatan dan Perbekalan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung, I Made Sirat, mendekati Kasta, memberitahu orang ia cari sedang tak masuk kantor.
"Maaf Pak, Kasi Damkarnya sedang tidak ada di kantor. Dia tadi berpakaian adat dan izin tidak masuk hari ini," jelas Made Sirat.
Kasta emosi lagi, kali ini menanggapi keras ketidakhadiran Yudiarta. Segera ia memerintahkan bawahannya untuk menghubungi Yudiarta untuk secepatnya menemui dirinya.
Made Sirat mencoba menjelaskan kenapa tak ada bensin di tangki mobil pemadam kebakaran. Ia sudah mencoba meminta Yudarta mengusur pencairan dana operasional bensin untuk mobil pemadam kebakaran.
"Tapi sampai saat ini belum ia proses dan ini sempat dikeluhkan oleh petugas pemadam kebakaran," imbuh Made Sirat.
Urunan Pemadam Honorer
Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung belum menerima anggaran operasional selama 2016. Belum ketahuan kenapa bisa begitu lama tangki mobil pemadam kosong.
"Sepanjang 2016 ini kami belum menerima anggaran operasional. Kami tidak tahu alasannya apa. Bahkan, ketika ada kejadian dan akan bertugas, kami harus urunan uang membeli bensin," ujar Komandan Peleton Pemadam Kebakaran Klungkung, I Ketut Astawa.
Kasta hanya bisa mendengar bawahannya itu mengeluh.
Satu-satunya armada pemadam kebakaran yang memiliki bensi diisi oleh BPBD Bali, ketika membantu memadamkan api di Pasar Badung beberapa waktu lalu.
“Satu-satunya armada kami yang berisi bensin saat dicek Pak Wakil Bupati itu merupakan pemberian BPBD Provinsi Bali saat kami bertugas membantu memadamkan api di Pasar Badung," ujar Astawa.
Ada 28 petugas pemadam kebaran di Klungkung yang terbagi ke dalam tiga regu, 24 di antaranya pegawai kontrak bergaji Rp 1,2 juta per bulan.
"Saya kasihan melihat petugas saya, mereka yang pegawai kontrak sampai urunan membeli bensin mobil damkar," jelas Astawa.
"Tapi, saya salut dengan rekan-rekan petugas damkar. Selama ini semangat bekerja demi panggilan tugas dan menyangkut masalah kemanusiaan," ia menambahkan.
Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung memiliki tujuh armada, empat di antaranya berfungsi sebagai armada fighter.
Satu mobil tangki untuk suplai, satu unit komando jelajah sebagai penggerak penyuplai, satu unit untuk membantu peralatan, dan satu unit tangki dalam kondisi rusak di pengisapan.