Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ibnu Raditya Afandi (29), marinir gadungan yang tewas ditembak mati Tim Jatanras Polda Jawa Barat di Jalan Gunung Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/3/2016) sekitar pukul 00.30 WIB, pelaku pencurian sepeda motor lintas daerah.
Ibnu dituding sebagai "pemetik" sepeda motor di sejumlah daerah di Jabar berdasarkan hasil penyidikan dan pengembangan terhadap delapan pria yang telah ditangkap sebelumnya.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol R Iman Raharjanto, kedelapan pria yang ditangkap sebelumnya itu, yakni HS (17), SL (17), HR (17), IP (17), AA (22), SD (28), KM 31, dan YY (31).
Kedelapan pria ini masih satu kelompok dengan Ibnu dalam kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Kota Bandung dan sekitarnya.
"Kedelapan pria yang merupakan satu sindikat dengan Ibnu ini bertugas sebagai joki. Jadi hasil curian Ibnu dibawa para joki-joki ini," ujar Iman kepada wartawan ketika ditemui di Markas Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (16/3/2016).
Ibnu merupakan pelaku pencurian sepeda motor yang memang diincar Tim Jatanras Polda Jabar.
Ibnu diketahui sempat melarikan satu unit sepeda motor di sebuah supermarket pada Senin (14/3/2016). Wajah Ibnu terekam dalam rekaman CCTV ketika beraksi di supermarket tersebut.
"Modus Ibnu yang lakukan seperti biasa menggunakan kunci letter T. Ibnu hanya mengincar sepeda motor jenis matic yang diproduksi Honda. Karena barang bukti yang kami temukan. banyak motor matic dengan merk Honda," ujar Iman.
Ibnu tewas setelah peluru petugas menembus punggungnya.
Ibnu meletuskan sebutir timah panas dari senjata api rakitan jenis revolver yang dibawanya ke arah petugas ketika akan ditangkap petugas.
Setelah dilumpuhkan, petugas menemukan kartu tanda anggota Marinir TNI AL.
Pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan POM AL dan Kogartap II/Bandung untuk mengecek keabsahan dan identitas KTA tersebut.
Berdasarkan hasil pengecekan dan identifikasi yang dilakukan Kogartap II/Bandung dan POM AL, kata Iman, Ibnu dipastikan bukan merupakan anggota Marinir seperti yang tertera pada KTA.
Kogartap II/Bandung dan POM AL juga sudah memastikan KTA itu palsu setelah mengecek keabsahannya. Adapun kasus tersebut kini masih dikembangkan lagi untuk mengungkap jaringan lainnya.