Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Safitri (27) dimata Ibunya, Hamidah (55) adalah sosok penurut dan tidak pernah melawan. Kata dia, selama ini anaknya tidak pernah berbohong kepada siapapun serta tidak kasar.
“ Bagaimanalah dia mau masuk ISIS yang katanya bunuh-bunuh orang itu, ngacak kotoran jak dak pecah yebe,” kata Hamidah saat ditemui dikediamannya di Gg Rambai, Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Rabu (23/3/2016).
Hamidah mengaku shock, ketika pekan lalu mendengar kabar Safitri diamankan di bandara bersama keluarga kecilnya yang terdiri dari Suaminya, Rosnazizi, anaknya yang masih bayi dan seorang adiknya.
Mereka diduga akan berangkat ke Suriah melalui Turki, guna bergabung dengan ISIS.
Total ada 14 WNI yang kemarin digagalkan keberangkatannya ke Turki. Hari ini keempatnya kembali ke Kota Singkawang.
“ Tiba-tiba lihat di TV ada 14 WNI diamankan, termasuk mereka. Terkejut saya disebut-sebut mereka ISIS ,” kata Hamidah yang didampingi menantunya, Firdaus dan abang dari Safitri, Andi.
Kata Hamidah, hampir dua tahun terakhir, keluarga kecil ini tidak lagi berdomisili di Singkawang.
Mereka sempat berdiam di salah satu pondok pesantren di Bandung dan kemudian Sembilan bulan terakhir tinggal di Bekasi, di usaha bengkel yang dirintis suami Safitri.
Pasca mereka diamankan kemarin, kata Hamidah lima hari lamanya komunikasi terputus, baru pada Jumat pekan kemarin, teleponnya berdering. Suara Safitri terdengar dari ujung telepon di sana.
“ Senangnya rasa hati, dia nelpon justru ketawa-ketawa sementara kita di kampung khawatir bukan main, yang dibahaspun kangen-kangenan lah karena katanya mereka di sana sehat-sehat saja dan diperlakukan dengan baik ,” katanya
Berdasarkan cerita Safitri, kata Hamidah keluarga kecil ini diamankan di sebuah penampungan tidak jauh dari penampungan Gafatar dari Kalbar.
“ Setelah itu rutin kami telponan, intinya dia memastikan tidak terlibat dalam ISIS, sayapun kalau mereka salah kami persilakan mereka ditangkap, kalau tidak salah tolong dipulangkan ,” katanya.
Hamidah berharap nama baik anaknya serta keluarga kecilnya kembali pulih, ia tidak ingin adalagi omongan-omongan di tengah masyarakat yang menyebut mereka adalah anggota ISIS.