Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Kehadiran hiu tutul di perairan Talisayan dan Derawan kini menjadi pusat perhatian wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Sayangnya, para wisatawan kurang memahami aturan sehingga seenaknya menyentuh langsung tubuh mamalia laut tersebut, padahal sangat sensitif.
Kondisi ini mengundang keprihatinan sejumlah awak media dari televisi nasional yang kebetulan meliput hiu tutul di perairan Pulau Derawan.
Sheila Gunawan, reporter Trans TV kepada Tribun Kaltim mengatakan saat berkunjung ke Pulau Derawan, ia bersama seorang kameramen melihat interaksi antara hiu tutul dengan wisatawan sangat berlebihan.
“Saya sampai kasihan melihat whale shark itu, ada yang pegang-pegang siripnya. Ada yang pegang ekornya, semua pada pegang-pegang,” ungkap Sheila, Senin (11/4/2016).
Kameramen Trans TV bernama Fadly mengaku melihat seorang nelayan yang menjadi pemandu perjalanan wisatawan melompat ke arah ikan hiu tutul.
“Ada nelayan yang lompat dari atas kapal, langsung nyebur dan mendekap ikan hiu,” ujar Fadly.
Menurut keduanya, wisatawan cukup melihat sambil menjaga jarak, tapi jangan sampai menyentuhnya. Selain sensitif, berenang di dekat ikan sebesar itu sangat berbahaya.
“Mereka apa tidak takut kena kibasan ekornya? Atau kalau tiba-tiba ikannya membuka mulut bisa tersedot,” katanya lagi.
Andi Muhammad Ishak Yusma, Kepala Satker Kaltim, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Laut Pontianak, Kementerian Kelauatan dan Perikanan, membenarkan hiu tutul merupakan hewan yang sensitif terhadap sentuhan.