Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Bocah berusia enam tahun berinisial AP, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan ayah kandungnya.
Oleh ayah kandungnya, SP (30), ia ditampar serta lengan dipukul dengan rol besi yang sengaja dipanaskan.
Berbagai macam alasan penganiayaan yang dilakukan SP terhadap AP.
Mulai dari tidak pandai memijit, salah melakukan pekerjaan rumah serta tidak menurut.
"Sudah setahun belakangan korban mengalami penganiayaan oleh bapak kandungnya sendiri, " terang Konselor dan Koordinator Bidang Pemulihan P2TP2A Pekanbaru, Herliasanti kepada Tribun, Sabtu (16/4/2016).
Kasus penganiayaan terbongkar setelah warga melaporkannya ke Rupari yang merupakan unsur kemasyarakatan di P2TP2A Pekanbaru.
Kemudian mereka berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polresta Pekanbaru.
AP akhirnya dijemput dirumah orang tuanya di Jalan Kereta Api, Gang Kenari, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Jum'at (15/4/2016) sore kemarin.
"Kami bersama dengan Polresta dan RW serta RW setempat langsung menjemput korban. Saat itu kita dapati kondisi fisik korban terdapat luka lebam dibagian wajah serta bekas kekerasan dibagian lengan, " terang perempuan yang akrab disapa Santi.
Korban tampak begitu trauma dengan kekerasan dan penganiayaan yang didapatinya.
Bahkan, AP cenderung pendiam dan ketakutan.
"Kita masih dalam tahap awal dalam upaya pendampingan. Proses assesement secara bertahap dilakukan. Melihat kondisi korban yang masih trauma, " terangnya.
Dari sedikit keterangan yang digali dari korban AP, dan warga sekitar, kekerasan yang dialami korban sudah berlangsung lama.
Orangtua korban yang dikenal sebagai preman, menjadikan warga khawatir melaporkan kasus penganiayaan tersebut.
"Terakhir korban tampak menangis dengan muka lebam, lengan sebelah kiri terdapat luka seperti terbakar. Warga pun berinisiatif melaporkannya, " kata Santi.