News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemprov Jateng Rayu Belanda Kembalikan Benda dan Teks Bersejarah

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang melacak seluruh benda-benda dan teks bersejarah dari Jateng yang disimpan di Belanda.

Selama ratusan tahun Belanda menguasai Indonesia dan telah memboyong benda-benda dan teks penting dari Indonesia.

"Kita sudah mencoba mendatangani langsung sumbernya di sana untuk melacak dan melihat langsung. Kebetulan diizinkan melihat semua benda-benda dari Indonesia, tidak banyak orang yang diizinkan melihat," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, Prasetyo Aribowo, Jumat (22/4/2016).

Museum Bronbeek, Belanda. tripadvisor.com

Pada September 2015 lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama Kepala Disbudpar Provinsi Jateng Prasetyo Aribowo, didampingi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setda Provinsi Jateng, serta perwakilan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Belanda, mendatangi Museum Bronbeek Belanda.

Di museum ini tersimpan benda-benda dan teks asli dari Indonesia termasuk Jateng.

Lantaran seluruhnya sudah dikuasai Pemerintah Belanda dan menjadi kewenangan mereka, maka Pemerintah Indonesia dan Pemprov Jateng menghargainya.

"Pak Gubernur saat itu hanya mencoba menjajaki dan mencoba melacak berbagai informasi maupun yang terkait dengan Jateng di sana," beber Prasetyo.

Saat berkunjung ke sana, pengelola Museum Bronbeek Belanda mengizinkan melihat beberapa benda dan teks yang ada, bahkan melihat koleksi yang jumlahnya banyak hingga di bawah tanah.

"Yang boleh masuk cuma kita tiga orang. Saya, Pak Gubernur, dan dari Atase Pendidikan RI di Belanda," masih kata dia.

Beberapa benda dan teks dari Indonesia tersebut di antaranya terdapat puluhan keris, lukisan asli Raden Saleh, koin, baju adat, buku kumpulan surat yang ditulis Raden Ajeng Kartini berjudul 'Door Duisternis tot Licht', dan lainnya.

Puluhan keris dalam kondisi bagus disimpan di dalam laci. Semua itu ditunjang karena suhunya diatur baik.

Mereka yang masuk ke museum melihat koleksi harus steril, memakai topi, memakai plastik dan sepatu khusus. Prasetyo mengakui mereka sangat profesional dan canggih mengelola teks dan barang lama.

Gubernur Jateng sudah menyampaikan kepada pengelola museum agar berbagai hal terkait Jateng dapat dikembalikan ke Indonesia, namun mereka masih akan melaporkan ke Menteri Pertahanan Belanda.

"Kita juga sudah tindaklanjuti dengan berkirim surat ke sana, tapi sampai saat ini kami belum menerima jawaban," sambung Prasetyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini