News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Meninggal, Lansia Keturunan Tionghoa Sudah Siapkan Nisan dan Tanah Makam

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria tekun memahat nama batu nisan pesanan di Bong Pay, Surabaya, Minggu (10/4/2016).

Laporan Wartawan Surya, Pipit Maulidiya

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Mayoritas orang cenderung menyiapkan tabungan atau surat wasiat untuk keluarga yang bakal ditinggalkan saat beranjak tua.

Berbeda dengan warga keturunan Tionghoa, selain surat wasiat dan warisan, terkadang mereka juga menyiapkan perlengkapan kematian untuk diri sendiri.

Ya, warga keturunan Tionghoa yang berkecukupan biasa memesan bongpay saat masih hidup dan rutin beraktivitas. Bongpay merupakan papan nisan yang dipasang di makam tradisional Tionghoa.

Biasahnya bongpay terbuat dari batu-batuan dan marmer. Di atas bongpay biasa tertulis informasi tentang pemilik makam, istri atau suami, anak, hingga cucu.

"Sebenarnya tidak hanya bongpay, namun mereka juga pesan tanah makam. Biasanya yang mempersiapkan itu umurnya di atas 90 tahun," ujar Soewanto, pemilik bongpay di Jalan Bunguran 91 Surabaya.

Soewanto menjelaskan, kebanyakan dari pemesan bongpay miliknya adalah orang tua yang tidak ingin merepotkan anak cucu mereka.

"Selain tidak ingin merepotkan, mereka juga tidak ingin penulisan informasi keluarga yang diukir salah. Daripada anak cucu ngawur, buat sendiri saja. Biasanya mereka berpikirnya begitu," kata dia.

Bongpay atau batu nisan dengan pahatan nama, juga harus berwarna kuning atau emas (bagi nama mendiang) dan merah (bagi nama anak cucu yang masih hidup).

Pewarnaan ini bertujuan agar para keturunan bisa melihat, siapa saja yang masih hidup saat leluhur mereka meninggal dunia.

"Warna emasnya biasanya diambil dari serbuk emas. Nanti ditempelkan setelah pahatan dicat terlebih dahulu," tambah Soewanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini