Laporan Wartawan Surya, Benni Indo
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Anik Muji Rahayu (39) tak percaya Densus 88 menggelandang adiknya, Priyo Hadi Purnomo (35) dari kediamannya di Jalan Lebak Timur 3D/No 18, Gading, Tambak Sari, Surabaya Utara.
Hasil penggeledahan petugas menemukan senjata angin laras panjang, bom rakitan, senjata api rakitan bentuk pistol, peluru, telepon genggam, sangkur dan bahan-bahan diduga untuk membuat bom.
Barang bukti yang diduga digunakan untuk teror tidak sempat dilihat Anik. Menurut penuturan Anik kepada SURYA.co.id, sehari sebelum penggerebekan, ia sempat mampir ke kediaman adiknya.
Ia juga sempat masuk ke dalam kamar Priyo, tapi tidak melihat adanya kabel atau alat-alat bahan peledak lainnya.
“Makannya saya penasaran mau lihat barang buktinya. Itu ditemukan di mana? Tapi tadi oleh petugas saya dilarang melihat,” kata Anik, Rabu (8/6/2016).
Dilanjutkan Anik, dia masih belum percaya adiknya bisa merakit bom. Keyakinan itu diperkuat ketika beberapa kali Anik keluar masuk rumah adiknya, ia tidak melihat alat-alat pembuat bom.
“Kalau misalnya sedang memotong apa, kan ada bekas-bekas potongannya gitu?” tambah dia.
Meski tidak bisa melihat barang bukti, Anik berharap petugas bisa mengedepankan profesionalitas dalam penyidikan. Jika benar Priyo terbukti teroris, Anik tidak mempermasalahkan adiknya dihukum berat.
“Kalau benar terbukti, ya terserah aparat. Kami sebagai keluarga besar pasrah. Saya tidak mendukung yang ia lakukan, meskipun ia adik saya,” tegas Anik.
Terkait kecurigaan warga terhadap keterlibatan Priyo sebagai teroris, Anik tidak mempersoalkan. Warga boleh berkomentar apa saja.
Priyo adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sementara Anik merupakan anak pertama. Dua orang dari tujuh bersaudara itu sudah meninggal. Kini sisanya tinggal lima.
Priyo diketahui belum ada dua minggu ini berada di Surabaya. Ia baru pulang dari Makassar. Kedatangan Priyo ke Surabaya dari Makassar karena ibunya sedang sakit.
Di sana, ia tinggal bersama istrinya yang kedua. Dari penuturan Anik, Priyo bekerja menjaga toko butik milik istrinya di Makassar.
“Tapi saya tidak tahu alamat pastinya di Makassar. Kami kurang berkomunikasi,” tambah perempuan yang memiliki usaha konveksi itu.
Anik memang membenarkan kalau hubungannya dengan Priyo cukup kaku. Di antara keduanya sangat jarang berkomunikasi. Tapi ia menyangkal kalau hubungan mereka sedang di tengah masalah.
Priyo baru keluar dari tahanan pada 2014 akibat kasus narkoba. Dari penjelasan Anik, pernikahannya dengan istri yang di Makassar berlangsung di dalam rutan. Kini keduanya dikaruniai seorang anak.
Ketua RT 05/10 Heri Setyawan (42) membenarkan pernah melihat Soetego, orangtua Priyo mengenakan kaos yang memiliki lambang tulisan bahasa arab seperti pada logo bendera NIIS. Ia menduga kaos itu pemberian Priyo.
Warga mencurigai keluarga Soetego. Hingga akhirnya terjadi penggerebekan. Heri terlihat tidak begitu heran.
“Pukul 14.10 WIB ada telepon masuk. Saya diberitahu petugas kalau di RT saya sedang ada penggerbekan oleh Densus 88,” jelas Heri.
Hingga berita ini diturunkan, masih belum ada pernyataan resmi dari petugas terkait penggerebekan yang terjadi di Surabaya.