Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Jika laut selatan Jawa sedang 'mengamuk' hingga menyebabkan kerusakan di sepanjang pantai selatan Yogyakarta, hal sebaliknya justru terjadi di Bangka.
Di Bangka, saat ini air laut sedang surut sesurut-surutnya.
Surutnya air laut akibat fenomena alam setahun sekali biasa disebut masyarakat keturunan Tionghoa di Pulau Bangka dengan Perayaan Peh Cun selalu menjadi perhatian warga.
Tahun ini Peh Cun pada penanggalan Imek yakni tanggal 5 bulan 5 jatuh pada Kamis (9/6/2016).
Salah satu tradisi yang dilakukan warga di Pulau Bangka adalah menyerbur pantai-pantai untuk menikmati keindahan alam saat air laut surut.
Apalagi pantai di Pulau Bangka berpasir putih dengan bebatuan besar sehingga saat air surut semakin menampakkan keindahaannya.
Seperti diketahui saat Peh Cun sejumlah peristiwa alam yang jarang terjadi bisa disaksikan.
Seperti telur bisa berdiri ataupun lautan mencapai titik surut terjauh.
Fenomena ini terjadi akibat posisi matahari berada pada titik kulminasi terdekat dengan bumi sehingga pengaruh gravitasi terhadap bumi lebih kuat.
"Memang tradisi kita di Bangka selalu berwisata ke Pantai saat Pet Chun," kata Alin warga keturunan yang datang ke Pantai Teluk Uber Sungailiat Kabupaten Bangka.
Tak hanya berkunjung bersama kerabat atau keluarga warga membawa makanan dan minuman.
Bahkan beberapa diantaranya membakar ikan untuk makan-makan dipantai.
Biasanya usai bertantai dan bersantap warga kemudian mandi diair laut.(*)