News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belasan Pemuda Dari Berbagai Negara Berkumpul di Surabaya, Belajar Seni Budaya Indonesia

Penulis: Monica Felicitas
Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Belasan pemuda asing dari berbagai negara di dunia mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Karno, di kawasan Pandean, Peneleh Surabaya, Selasa (14/6/2016).

Laporan wartawan Surya, Monica Felicitas

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kawasan Peneleh Surabaya, Selasa (14/6/2016) terlihat dikunjungi oleh belasan pemuda dari berbagai negara di dunia.

Meski cuaca Surabaya usai diselimuti hujan, mereka terlihat bersemangat terbukti dengan banyaknya jepretan yang dilakukan para pemuda teraebut, dibeberapa sudut bagian kawasan Peneleh yang merupakan rumah arsitektur tempo dulu.

Siang itu, mereka dipersiapkan untuk mengunjungi beberapa tempat di kawasan Peneleh Surabaya, antara lain, Pabrik Kaus 'Sawoong', Rumah Kelahiran Bung Karno, dan Rumah HOS Cokroaminoto.

Gulmira (27) asal Kazakhstan, salah satu pemuda yang belajar mengenai Surabaya, terlihat sibuk mengamati setiap bangunan yang dilewatinya, dari pabrik kaos Sawoong menuju Rumah Kelahiran Bung Tomo, yang bisa dilewati, hanya dengan berjalan kaki.

Sesekali ia mengabadikan lingkungan kampung Pandean yang ia lewati.

"Saya suka Surabaya, mulai dari batiknya, musik tariannya, terurama makanannya, baru di Surabaya saya makan nanas," papar gadis berkulit putih, berambut pirang ini.

Selama tiga bulan, sebanyak 64 pemuda dari berbagai negara datang ke Indonesia dalam rangka beasiswa seni budaya dari Kementrian Luar Negeri Indonesia tahun 2016, mereka terbagi di beberapa daerah diantaranya Surabaya, Makasar, Bali, Jogja dan Padang.

"Ini program Soft of Power dari Kemenlu, mereka belajar Indonesia melalui seni budaya. Selama tiga bulan, mulai Mei selain melakukan kunjungan, mereka juga diajarkan menari, main musik, gamelan, dan sebelum dari sini (kawasan Peneleh) tadi sebelumnya kami dari rumah batik Jawa timur," papar Fajar Rianto, pengajar tari mereka.

Adalah Sanggar Tari Tidif, asuhan Diaztiarni, yang terletak di Jl Simogunung 1 no 15 yang mengajarkan para pendatang ini untuk berlatih menari.

"Kami diajarkan tari Cak dan Ning," imbuh Gulmira.

Fajar Riyanto mengatakan, para siswa yang menginap di salah satu guest house di Surabaya ini terlihat kompak, karena mereka merupakan saringan daei berbagai negara.

"Kalau mau mengikuti program ini, para pemuda asing ini syaratnya setidaknya harus tau sedikit mengenai Indonesia, dan harus tertarik mengenal Indonesia. Untuk beradaptasi antara satu dengan yang lainnya tidak ada masalah, tapi beberapa sisi dari budaya mereka yang berbeda-beda, salah satunya ya bangun siang, jadi untuk komunikasi dengan mereka harus dilakukan pada malam hari, karena mereka semua bangunnya siang," jelas Fajar.

Nantinya di akhir pembelajaran di bulan Juli, mereka akan melakukan performing art yang akan dilakukan di Jakarta, dengan menampilkan seni dari masing-masing daerah yang mereka kunjungi.

"Kegiatan Kemenlu ini sudah 11 tahun di Indonesia, dan di Surabaya mulai tahun 2010, mereka ini merupakan angkatan keenam," jelas Fajar.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini