Laporan Wartawan Bangka Pos, Ajie Gusti Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Sejumlah warga yang bermukim di dekat aktivitas Tambang Ilegal (TI) Rajuk di wilayah Pangkalarang, Kecamatan Pangkalbalam, Pangkalpinang mengeluh.
Pasalnya sejumlah rumah panggung dari kayu, miring dan turun akibat terlalu dekatnya aktivitas tambang tersebut, Senin (13/6/2016) malam.
Tambang yang informasinya telah berjalan sekitar tiga tahun belakangan ini memang terlihat sangat dekat atau berjarak sekitar tiga meter dari rumah warga tersebut.
Bahkan talud atau batu penahan air pada rumah warga telah roboh sekitar lima meter sejak tiga hari lalu yang diduga akibat aktivitas yang semakin mendekat ke pemukiman sejak dua minggu belakangan.
Salah satu warga yang suaminya telah meninggal, Marisa sambil menangis menceritakan kejadian tersebut.
Ibu empat anak ini bahkan menunjukkan rumahnya yang paling dekat dengan aktivitas itu telah turun sekitar 15 cm sejak seminggu belakangan.
"Saya sudah pernah diancam, bahkan kami sudah melaporkan ke aparat keamanan hingga melakukan penolakan, kasihani lah kami pak," ungkapnya sambil menggendong anak bungsunya.
Menurutnya, sebelum ada aktivitas tersebut tidak pernah ada gangguan pada rumahnya dan aktivitasnya tidak terganggu.
"Kami takut pak, mau tinggal dimana jika roboh rumah kami ini, sudah 24 tahun kami tinggal disini," katanya.
Hal senada disampaikan Sakdiah yang juga merupakan seorang janda yang tinggal di samping rumah Marisa.
"Kami ada 12 rumah di dekat sini saja sudah takut jika roboh pak, harapannya jangan ada aktivitas lagi seterusnya," tambahnya.