Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Pelajar SD Negeri Kaliasin 1, Surabaya, memberikan kejutan saat menyambut delegasi The Third Session of The Preparatory Committe for Habitat III.
Pantauan Surya (Tribun Network), Selasa (26/7/2016), mereka memakai baju aneka model berbahan limbah plastik rumah tangga. Meski demikian, mereka tetap luwes memperontonkan tari remo untuk para tamu asing tersebut.
“It’s so sweet,” komentar Muchtar Hassan, delegasi Prepcom UN Habitat III asal Somalia ketika melihat banyaknya siswa yang ikut berpartisipasi menunjukkan baju daur ulang dari limbang plastik.
Muchtar sangat tertarik pada pemanfaatan limbah kertas yang didaur ulang para siswa. Delegasi lainnya, Sanhoudi Fati Alice Laure juga takjub melihat pemanfaatan lahan terbatas di salah satu sudut lantai 2 SD Negeri Kaliasin 1 untuk kegiatan bercocok tanam.
Sanhoudi, delegasi asal Burkina Faso juga mencicipi makanan olahan yang terbebas oleh 5P (pengawet, penyedap, pengenyal, pewarna dan pemanis buatan).
“Akan sangat baik jika semua siswa memang mengkonsumsi makanan sehat seperti ini,” kata Sanhoudi mengomentari makanan kreasi siswa.
Tri Wahyuningtyas, guru bahasa Inggris SD Negeri Kaliasin 1, menjelaskan satu per satu proses pengolahan limbah kertas yang dilakukan siswa-siswanya.
“Pertama-tama kertas bekas disobek-sobek kemudian direndam dalam bak selama 5 menit, selanjutnya diblender sampai halus, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan lalu dikeringkan,” terang Tri.
Kepala SD Negeri Kaliasin 1, Sujilah, mengungkapkan persiapan menyambut delegasi Prepcom UN Habitat 3 telah dilakukan sejak 1,5 bulan lalu.
Menurut dia fokus utama yang dilakukan pihak sekolah mengenai program Adiwiyata mengingat SD Negeri Kaliasian 1 pernah menyabet Green Shcool Award.
“Melalui program SEKAM-J kami berupaya mengenalkan upaya program pelestarian lingkungan kepada para tamu delegasi,” ungkap Sujilah.
Sujilah menjelaskan SEKAM-J merupakan pengelolaan Sampah daur ulang, memanfaatkan energi alam dengan memakai solar panel, pemanfaatan keanekaragaman hayati dengn menggunakan lahan yang terbatas, kemudian pengolah air limbah, makanan terbebas dari 5P, dan jurnalistik.
“Orang tua juga turut serta jika ada kunjungan tamu dengan membantu mendokumentasikan kegiatan yang kemudian menjadi kegiatan jurnalistik para siswa di sekolah,” imbuh dia.