Laporan Wartawan Surya, Rizki Mahardika
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Bukan main kesalnya. Selama 3,5 tahun bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran, hampir tiap hari ia menerima telepon iseng ada kebakaran.
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya memang sudah membuat call centre untuk memudahkan warga menghubungi petugas jika ada urusan darurat semisal kebakaran.
“Kami buat call centre untuk warga Surabaya yang memang sangat membutuhkan pertolongan untuk memadamkan api. Kalau dipermainkan seperti ini kami juga merasa kesal,” ujar Iswati, sekian Srikandi Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya, Kamis (28/7/2016).
Petugas pemadam menyikapi semua telepon yang masuk secara serius. Tak hanya itu petugas juga mendatangi lokasi, siap tempur dengan pakaian antiapi untuk memadamkan api tapi tak tahunya tidak ada kebakaran.
"Kadang kami merasa capek juga harus ke sana-sini, tetapi saat sampai di lokasi kejadian dan sudah konfirmasi lewat warga maupun RT setempat, ternyata tidak ada kasus kebakaran,” papar dia.
Maraknya laporan bohong melalui telepon membuat Iswati dan para Srikandi lainnya berupaya mengantisipasi kejadian ini, yaitu mencatat nomor telepon iseng yang masuk.
“Selanjutnya, kami langsung melaporkan ke pihak kepolisian untuk dilakukan pelacakan," tegas dia.
Langkah lain petugas pemadam kebakarab mencoba menelepon kembali nomor yang masuk. Ternyata, seringkali petugas tidak bisa mengonfirmasi kembali laporkan tersebut.
"Modusnya, oknum-oknum ini menggunakan kartu perdana sekali pakai dan iseng menelepon darurat ke call centre Dinas PMK Kota Surabaya,” ungkap Iswati.
Yang membuatnya tak habis pikir, ulah iseng ini sering dilakukan anak kecil, dengan melaporkan kebakaran di rumahnya. Tetapi, setelah dicek ke lokasi ternyata keadaannya sepi.
Iswati berharap warga Surabaya tidak bermain-main dengan call centre. Dengan beroperasinya Pusat Informasi Pengendalian Surabaya yang memantau bencana melalui sebaran ratusan CCTV, ia berharap bisa mengurangi ulah penelepon iseng ini.
“Mulai tahun ini mungkin agak berkurang telepon iseng yang masuk,” yakinnya.
Iseng Keterusan
Salah satu penelepon iseng call centre yang bersedia ditemui Surya mengaku memang sengaja menelepon, bermodalkan kartu perdana sekali pakai.
“Nama saya palsukan saat melapor ke call centre. Ternyata keisengan itu malah keseringan," ujar wanita yang tidak mau disebut namanya. Biasanya, ia bisa telepon tiga sampai empat kali per harinya.
"Mungkin enaknya karena tidak bisa dilacak dan alamat yang dipalsukan membuat saya bebas untuk menelepon,” ungkap dia.
Ia mengaku ada perasaan takut juga jika nomor teleponnya terlacak dan dilaporkan ke polisi. Perasaan ini pula yang akhirnya membuat wanita ini kemudian jera dan berjanji tidak lagi menelepon call centre.
"Saya kadang kasihan juga, mereka sudah susah payah datang ke lokasi kejadian dan tetapi ternyata tidak ada kebakaran," kata dia.