"Saat ibu memandikan juga melihat wajahnya memang mirip bapak," katanya.
Setelah itu, korban yang diduga Waluyo itu dimakamkan di tanah kelahirannya di Suren Kulon, Canden, Jetis, Bantul.
"Mungkin yang dulu itu gelandangan, tetapi wajahnya memang persis sekali," kata Anti.
Anti mengaku, setelah mendengar kabar bahwa ayahnya hidup kembali dan pulang, perasaannya campur aduk antara senang dan tidak percaya.
Ia berharap, setelah pulang, ayahnya tidak pergi lagi. Anti ingin ayahnya tetap bersama keluarga di rumah.
"Saya pengen bapak tetap di rumah. Saya sudah kerja, jadi bisa merawat bapak," tuturnya.
Saat ditemui dirumahnya, Waluyo mengaku tidak pulang karena mendapat pekerjaan di Semarang. Selama di Semarang, ia tidur di emperan toko hingga akhirnya bertemu dengan salah satu orang yang mengenalnya dan mengantarkan pulang ke Yogya.
"Tadi bertemu manajer hotel di daerah Dagen, Kota Yogya, lalu diantar pulang. Dari Semarang jam 08.00 pagi," tuturnya.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Sementara itu, Kepala Dukuh Suren Kulon Agung Sudarto membenarkan Waluyo lahir dan besar di Suren Kulon. Ia sendiri yang saat pemakaman menerima jenazah sebagai perwakilan warga Suren Kulon.
"Kemarin ditelepon keluarganya di Suryoputran kalau Waluyo pulang. Lha, saya kaget, terus yang dimakamkan dulu itu siapa," ucapnya.
Ia lantas mengajak Sadari, yang tidak lain adalah kakak sepupu Waluyo, berangkat ke Suryoputran untuk memastikan tentang kabar itu.
Saat mereka tiba di Suryoputran, Waluyo yang berada di halaman siang itu langsung mengenali keduanya dan memanggil.
"Saya itu langsung dipanggil, Pak Dukuh. Kakaknya juga dipanggil. Saya, Sadari (kakak sepupu Waluyo) sempat ngobrol lama dan kita yakin 100 persen kalau yang pulang itu benar Waluyo," katanya.
Penulis
: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma