TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN -- Tindak kriminal pencurian, baik pencurian bermotor, pencurian dengan pemberatan, maupun pencurian dengan kekerasan atau sekarang dikenal begal mulai marak terjadi di Kota Balikpapan.
Tindak kriminal pencurian (C3) terjadi sebagai bentuk kejahatan jalanan (street crime), termasuk begal dan jambret mulai meningkat. Sasaran pelaku begal sebagian besar wanita, ibu-ibu yang menggunakan kendaraan.
Iman (40), warga perumahan BDS, Balikpapan Selatan mengaku, kerabatnya beberapa waktu lalu hampir menjadi korban begal saat melintas di jalan Beller ketika pulang dari kerja. "Teman saya cewe mas. Waktu dia pulang naik mobil sama anaknya, hampir saja jadi korban begal," tuturnya.
Dua orang pria dengan wajah tertutup setengah slayer, dari arah belakang menggunakan sepeda motor memepeti mobil Avanza yang dinaiki ibu dan anaknya tersebut.
Pelaku menggedor-gedor pintu mobil, memaksa dibukakan jendela. Kejadian sekitar 17.20 Wita.
"Beruntung teman saya tetap tenang menghadapi paksaan begal itu. Bahkan pelaku sempat melemparkan telur ke kaca mobil. Namun teman saya itu langsung tancap gas," beber Iman.
Iman berharap aparat kepolisian dan pemerintah menambahkan lampu penerangan di daerah tersebut. Pasalnya di jalan tersebut minim pencahayaan. Serta perlu meningkatkan patroli di kawasan yang sepi.
Informasi yang dihimpun Tribun, para pelaku begal melakukan aksinya kisaran waktu pukul 16.30 hingga 17.30 Wita. Pelaku mengincar ibu-ibu dan wanita yang pulang dari kantor.
Titik rawan yakni, kawasan Ringroad arah Pasar Buton menuju simpang 4 Balikpapan Baru, jalan Beller, jalan dari arah Karang Jati sampai lampu merah simpang Gunung Sari hingga Gunung Malang, Jalan RE Martadinata, Gunung Pasir, dan Jalan minyak.
Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta melalui Kasat Reskrim Polres Balikpapan AKP Kalfaris T Lalo menyatakan menaruh atensi serius terhadap tindak kriminal jalanan di Balikpapan.
Polres telah membentuk tim khusus dalam menangani kejahatan jalanan. "Reskrim sendiri sudah membentuk tim khusus menangani C3 di Balikpapan," ujar Kalfaris.
Data di Polres Balikpapan, kasus pencurian dengan pembertan (curat) periode Januari hingga Juni 2016 tercatat 126 kasus.
Pencurian dengan kekerasan (curas) 19 kasus, pencurian kendaraan bermotor 127 kasus. Jika dilihat dari data yang tertera dalam seminggu tindak kriminal curat 5 kasus, curas 1 kasus, dan curanmor 5 kasus.
Kapolres meminta warga turut aktif memberikan informasi kepada polisi, jika melihat atau menjadi korban baik ke Polres maupun Polsek terdekat. Jika dirasa tempat tinggal tidak aman, atau sering terjadi begal diharapkan melapor agar polisi dapat meningkatkan pengamanan (patroli).
Jajaran Reskrim Polres Balikpapan juga membuka hot line siap menerima laporan warga terkait antisipasi maupun penindakan tindak kriminal di Balikpapan dengan nomor kontak 085249708087.
"Silakan bagi warga yang ingin melaporkan kejadian atau menjadi korban kejahatan menghubungi 085249708087," ucap Kalfaris.
Data Polda Kaltim, selama 2015 tindak kejahatan curanmor menempati peringkat pertama 1.360 kasus disusul narkoba 1.210 kasus dan peringkat ketiga pencurian dengan pemberatan 1.176 kasus.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setiawan mengatakan walaupun dilihat secara angkat masih cukup tinggi tapi dibandingkan tahun sebelumnya angka kejahatan mengalami penurunan 10 hingga 15 persen. Menurutnya dampak krisis ekonomi beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu pemicu kriminal.
"Hasil analisa kita motivasi pelaku tidak lagi karena ekonomi, tapi memang ada kesempatan melakukan kejahatan dan menjadi kebiasaan," katanya, Kamis (4/8).
Kasus curanmor yang menjadi kasus dominan dikarenakan mudah dilakukan dan cepat mendatangkan keuntungan bagi pelaku.
"Kami melihat dari kasus yang kita tangani karena memang ada peran korban yang membuka peluang pelaku melakukan kejahatan seperti lalai menaruh sepeda motor dan lupa mencabut kunci kontak," katanya.
Fajar mengingatkan agar masyarakat lebih waspada dan tidak memberikan peluang untuk pelaku kejahatan. Untuk Wilayah, Polda Kaltim, Kota Samarinda dan Balikpapan masih menjadi daerah penyumbah jumlah kasus kriminal terbanyak.
Hal ini tak lepas dari kompleksitas permasalahan sosial dan jumlah pendudukan yang lebih padat dari kota lainnya. Begitu juga dengan kasus curat yang akhir‑akhir ini sedang menjadi perhatian publik khususnya Balikpapan. Pengendara sepeda motor perempuan biasanya meletakkan barang berharga di depan. Hal ini menarik perhatian pelaku kejahatan. (m20/cde/rud)