News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Detik-detik Brigadir Medi Menghilangkan Jejak Pembunuhan Anggota DPRD Lampung

Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polda Lampung menggelar pra rekonstruksi lanjutan kasus mutilasi anggota DPRD Bandar Lampung M Pansor, Kamis (4/8/2016).

Tarmidi melihat lubang sebesar ujung jari telunjuk di kursi samping sopir. Di mobil itu juga, terdapat bercak darah di rem tangan, jok sebelah kiri sopir, perseneling, pintu kiri dekat speaker dan di bagian bawah karpet. Namun tidak ditemukan peluru atau proyektil di dalam mobil.

Tarmidi menghubungi Medi memberitahu tidak ada peluru atau proyektil di dalam mobil. Medi lalu berpesan kepada Tarmidi jika ada yang menanyakan darah di mobil, bilang saja habis dipakai anggota polisi.

Pada adegan pra rekonstruksi itu, ada seorang saksi pencuci mobil yang menanyakan tentang darah di mobil. Sesuai arahan Medi, Tarmidi menjawab bahwa mobil tersebut habis dipakai anggota polisi.

Medi kemudian menyuruh Tarmidi memarkirkan mobil Pansor di Rumah Sakit Advent. Tarmidi melaksanakan perintah tersebut.

Usai memarkirkan mobil Pansor di lantai paling atas Rumah Sakit Advent, Tarmidi pulang ke rumah kakaknya naik mobil angkot.

Siang harinya, Medi menelepon Tarmidi meminta datang ke Polresta Bandar Lampung. Medi juga menyuruh Tarmidi membeli telepon seluler yang harganya Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Tarmidi membeli ponsel Nokia di Cinta Cell.

Sampai di Polresta Bandar Lampung, mereka bertemu di depan ruang Unit Laka Lantas. Pada saat itu ada saksi Fahrizal yang melihat Tarmidi dan Medi. Medi memijam helm Fahrizal. Setelah itu, Medi dan Tarmidi pergi mengendarai sepeda motor Honda Beat milik Medi.

Kedua tersangka menuju sebuah tempat pembuatan pelat nomor kendaraan di Jalan Teuku Umar. Pelat palsu tersebut digunakan untuk mengganti pelat yang ada di mobil Pansor. Mereka lalu ke Jalan Soekarno Hatta depan SMAN 5 Bandar Lampung.

Di tempat itu, Medi menghancurkan ponsel blackberry milik Pansor menggunakan batu. Sedangkan sim card milik Pansor tidak ikut dihancurkan. Sim card tersebut Medi taruh di ponsel Nokia yang dibeli Tarmidi.

Mereka lalu menuju ke perempatan lampu merah cucian Andre, Tanjungkarang Timur. Medi turun dari motor berjalan menuju lampu merah. Medi lalu membuang ponsel Nokia yang berisi sim card Pansor ke bak mobil truk yang melintas di jalan tersebut.

Medi dan Tarmidi pulang ke rumah Medi. Tarmidi lalu pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, di Jalan Urip Sumoharjo, Tarmidi membuang sim card miliknya.

Beberapa hari kemudian, Tarmidi sempat membuat rekening di BRI yang terletak di Polresta Bandar Lampung.

Rekening itu dipakai untuk menampung uang hasil penjualan mobil Pansor. Tarmidi dan Medi pergi ke Jakarta untuk menjual mobil Pansor. Selama dalam perjalanan, mereka menggunakan pelat nomor kendaraan palsu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini