TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Dalam hati MWS (17) sejatinya belum bisa menerima kejadian yang mernimpanya. Dua pria yang yang ia kenal baik tega memperkosanya.
Ia termenung di Kantor Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA) Bali, Senin (8/8/2016) sekitar pukul 11.30 Wita.
Wajahnya pucat, matanya pun memerah. Ia mengaku masih shock dengan kejadian tersebut.
Remaja asal Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem ini dirudapaksa bergiliran oleh dua pria yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya.
Setelah kasus tersebut dilaporkan, kini masalah baru datang lagi.
Ada yang menyalahkannya, menganggap seharusnya aksi asusila yang dilakukan Made Muliarta (28) dan Gede Morfin (20) semestinya tidak sampai ke ranah hukum.
"Saya tidak kuat dengan masalah yang saya hadapi ini. Orangtua menyalahkan karena membawa kasus ini ke kepolisian. Begitu juga masyarakat menganggap langkah saya tidak mencerminkan kekeluargaan," ujarnya kebingungan.
Dua hal tersebut membuatnya terpaksa mencabut laporannya di kepolisian.
Baca: Gadis 17 Tahun Dicabuli Dua Pemuda Usai Pesta Tuak
Remaja tamatan SMP yang bekerja di Denpasar itu tidak mau melihat orangtuanya dikucilkan dari desanya, terlebih mencuat anggapan yang menyatakan langkahnya melaporkan ke pihak berwajib salah.
"Makanya saya cabut. Berlanjut atau tidak, itu urusan penegak hukum. Intinya, saya sudah mencabut. Memang, dari lubuk hati belum menerima. Meraka (pelaku) masih keluarga saya," jelasnya MWS.
Kendati demikian, ia menegaskan pencabutan kasus ini murni keinginannya sendiri. Tidak ada ancaman dari keluarga pelaku, maupun dari pihak lainnya.
Langkah ini dia ambil demi kebaikan keluarganya semua.
"Bapak saya sudah meninggal. Tinggal ibu, adik, dan kakak saja. Saya ingin semuanya baik-baik saja," kata dia dengan nada sedih.