News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Standardpen Ajak 1.000 Anak Pulau Bawean Menulis Surat untuk Presiden

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Standardpen mengajak 1000 siswa-siswi Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik ikut gerakan ‘Ayo Menulis’ dan membagikan Satu Juta Bolpoin untuk anak Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Indonesia berada di urutan 63 dari 65 negara dalam hal literasi.

Angka ini menunjukkan wajah bangsa kita yang memang tidak suka baca, apalagi menulis.

Standardpen, perusahaan alat tulis asli Indonesia, melakukan gerakan mengajak anak Indonesia menulis dengan tangan melalui gerakan ‘Ayo Menulis’ dan membagikan Satu Juta Bolpoin untuk anak Indonesia.

Merayakan Kemerdekaan RI ke 71 tahun, Standardpen mengajak 1000 siswa-siswi Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik untuk memulai tradisi menulis dengan tangan.

Anak-anak diajak menuliskan harapan, cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI.

“Bangsa kita didirikan oleh tokoh-tokoh yang gemar menulis. Bung Hatta, pulang dari belanda, selalu membawa koleksi bukunya sampai mas kawinnya juga buku. Sukarno, saat dipenjara juga kerjaannya baca dan menulis. Saya ingin anak-anak mengetahui itu dan mencontohnya,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto, Selasa (23/8/2016).

Kegiatan menulis surat untuk Presiden ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis dengan tangan.

“Untuk Jawa timur, kami memulai gerakan ini dari Kepulauan Madura & Kepulauan Bawean dengan harapan dari kepulauan kita bisa melakukan perubahan,” ujar Megusdyan.

“Indonesia itu kan negeri kepulauan, jadi kita harus membangkitkan pendidikan dari sini,” imbuhnya.

Lebih lanjut Megusdyan mengatakan, membaca dan menulis dinilai belum mengakar kuat dalam budaya bangsa Indonesia.

Padahal, sambungnya, menulis selain mengasah kinerja otak juga dapat membantu anak-anak menjadi kreatif.

“Kami mengandalkan guru dan orang tua untuk melestarikan menulis dengan tangan,” tandasnya.

Oleh karena itu Standardpen ingin mengembalikan tradisi lama yang mulai ditinggalkan karena kemajuan teknologi.

“Dalam kesempatan ini, kami mengajak anak-anak & guru untuk melestarikan menulis dengan tangan yang dapat mengasah kinerja otak,” kata Megusdyan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini