“Terhadap kerusakan harapan kita segera dilaporkan, sehingga diteruskan ke pihak terkait,” jelasnya.
Sementara itu, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Barat, Jumat kemarin, menyalurkan bantuan masa panik berupa beras untuk lima kecamatan meliputi Kecamatan Woyla Timur, Woyla Barat, Woyla Induk, Samatiga, dan Bubon yang dikepung banjir.
“Bantuan masa panik yang kita salurkan ke daerah yang masuk-masuk laporan banjir,” ujar Kadisosnakertrans, Shah Triza Putra Utama, kemarin.
Ia menyebutkan, beras yang disalurkan berkoordinasi dengan Bulog yakni untuk 9.495 jiwa dalam lima kecamatan dengan jumlah 11,495 ton. Sedangkan bantuan lain seperti roti kering dan lainnya akan disalurkan menyusul.
“Kita salurkan dulu yang paling mendesak, yakni beras,” ungkapnya.
Pihak Dinsos masih terus berkoordinasi dengan kecamatan untuk merekap data termasuk data terbaru pada Jumat siang sesuai laporan banjir dari Kecamatan Arongan Lambalek.
“Laporan kita terima banjir di Arongan Lambalek menyebabkan penduduk terkurung,” ujarnya.
Sementara itu, selain hujan lebat yang masih melanda Aceh Barat pada Jumat kemarin, badai yakni angin kencang masih terjadi.
Bahkan sejumlah baliho dan spanduk berterbangan. Demikian juga kompleks Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB) di Suak Indrapuri dan Pasar Aceh dihantam angin kencang sehingga stan dan expo rusak.
Menurut amatan kemarin, sebanyak 4 stan kecamatan rusak seng dan stan PKK serta puluhan teratak rusak serta tempat jualan di PKAB basah.
“Stan kami juga rusak seng dihantam angin kencang sehingga terpaksa tutup,” ujar Camat Sungaimas, Adnan di lokasi PKAB.
Kepala Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Meulaboh-Nagan Raya, Edi Darlupti Jumat kemarin mengatakan, potensi hujan masih akan turun hingga tiga hari ke depan di wilayah barat-selatan Aceh.
Namun intensitas sudah mulai berkurang dari sebelumnya hujan sedang kini menjadi hujan ringan.
“Namun ekses hujan masih perlu diwaspadai seperti ancaman longsor dan banjir,” ujar Edi.