Laporan Wartawan Tribun Bali I Wayan Erwin Widyaswara
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Gubuk seluas dua kali dua meter itu hanya beralaskan tikar, beratapkan terpal.
Dindingnya pun hanya dibalut dengan rongsokan triplek dan terpal yang disanggah hanya dengan bambu dan kayu-kayu rongsokan.
Di sekitarnya adalah semak-semak.
Siapapun yang baru kali pertama melihat tidak akan menyangka bahwa sejumlah gubuk kecil dan lusuh itu adalah sarang PSK murahan yang berada di Jalan Himalaya Utara III, Banjar Kerta Sari, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara.
Saking murahnya tarif PSK di sana, setiap malam minggu tempat ini menjadi langganan anak-anak sekolahan, mulai dari usia sekolah dasar hingga usia SMA.
“Anak-anak masih sekolah banyak yang datang. Dan kalau malam minggu, anak-anak kecil juga banyak yang datang ke sana saya lihat,” ungkap warga sekitar yang enggan namanya disebutkan, Selasa (13/9/2016) sore kepada Tribun Bali.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tempat prostitusi terselubung ini rupanya menyediakan layanan PSK yang sangat murah, mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu sekali kencan.
Para PSK disana dominan yang sudah tua.
Namun, ada pula beberapa yang berusia 20-an.
Bahkan, ada juga bencong yang berkeliaran di sekitar lokasi tersebut.
Setelah menyepakati harga, pria hidung belang yang datang langsung diarahkan masuk ke gubuk kecil beratapkan terpal itu.
Celakanya, PSK disana diduga tidak aman alias rawan penularan HIV/AIDS.
“Iya disana itu sarang kelamin, sarang HIV/AIDS, dan ternyata setiap hari rata-rata ramai saya lihat yang datang kesana. Saya lihat parkirnya berderet di luar. Apalagi malam minggu, buiihh, rame banget,” ungkap pria yang sudah empat tahun tinggal di sekitar lokasi prostitusi terselubung itu.