"Kami sudah paksa dia untuk turun. Soalnya sudah banyak rumah yang terbawa hanyut. Pak Wawan hanya diam di atap rumah," ucapnya.
Dirut RSU dr Slamet Garut, Maskut Farid menyebut saat banjir melanda terdapat dua orang pasien yang melahirkan. Pihaknya segera mengevakuasi pasien tersebut ke lantai dua.
"Alhamdulillah ibu dan bayinya selamat. Sekarang juga sudah pulang ke rumahnya," ujar Maskut.
Kedua pasien yang melahirkan atas nama Nurani dan Ine. Dari data rumah sakit, keduanya melahirkan pukul 00.30.
Usai diterjang banjir bandang Selasa malam, kemarin aktivitas RSU dr. Slamet lumpuh. Rumah sakit milik pemerintah itu hanya beraktivitas membersihkan seluruh ruangan dari lumpur.
Maskut menyebut poliklinik dan IGD tak bisa beroperasi karena ruangan masih terendap lumpur. Untuk sementara warga yang harus mendapat perawatan dialihkan ke Rumah Sakit Guntur dan Nurhayati.
"Sebanyak 124 pasien kami evakuasi ke lantai dua. Untuk total pasien yang ada sebanyak 309 orang," kata Maskut.
Untuk penanganan sejumlah operasi yang tak terlalu gawat, lanjut Maskut, ditunda terlebih dulu. Namun untuk operasi yang sangat gawat masih bisa dilakukan.
Terkait kerugian yang dialami akibat banjir bandang, Maskut menyebut sebesar Rp 19,955 miliar. Kerugian paling besar dari kerusakan alat kedokteran.
"Untuk bisa kembali normal membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Tapi kami usahakan secepatnya bisa mulai menerima pasien," ujarnya. (tribun jabar/wij)