Catatan perjalanan bhiksu peziarah I Ching sangat penting, terutama dalam menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada tahun 671.
Lepas dari sejarah tersebut, pantauan Tribunnews.com baru-baru ini ke lokasi bersejarah Muaro Jambi terlihat tertata baik, disamping semakin diramaikan para penjual berbagai produk, makanan minuman, sewa sepeda dan sebagainya, membuat semrawut lokasi sejarah Muaro Jambi tersebut.
Belum lagi tempat sampah yang sangat jarang membuat para pengunjung akhirnya membuang sampah sembarangan.
Perlu pembenahan lebih baik lagi oleh Pemda Jambi lokasi yang sangat bersejarah tersebut.
Jika tak memiliki dana, ada baiknya meminta bantuan ke berbagai negara lain seperti Jepang atau badan kebudayaan internasional semacam UNESCO, guna menata kembali berbagai lokasi candi yang kurang terurus saat ini di lokasi komplek percandian terluas di Asia Tenggara ini.
Situs Muaro Jambi ini mempunyai luas 12 kilometer persegi, panjang lebih dari tujuh kilometer serta kawasan seluas 260 hektar yang membentang searah dengan jalur Sungai Batanghari.