TRIBUNNEWS.COM - Anggota komisi III DSPR RI Akbar Faisal menangis tersedu-sedu saat meminta Marwah Daud Ibrahim untuk pulang dan meninggalkan ajaran Dimas Kanjeng.
Hal itu disampaikan Akbar saat tampil menjadi salah satu narasumber di acara talkshow ILC TV One Selasa (4/10/2016).
Akbar sempat melontarkan permintaan maafnya dalam bahasa Bugis kepada Marwah dan membuatnya sedikit terbata saat mengutarakannya. "Addampengengka (maafkan saya, Red)
Kak Marwah, pulanglah. Kembalilah kepada kami, kami mencintaimu. Pulanglah kak," kata Akbar dengan bergetar lalu dia pun tak melanjutkan pembicaraannya.
Mendengar ajakan dari Akbar tersebut, Marwah terlihat sesekali tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Marwah tidak menanggapi ucapan Akbar saat itu juga.
Namun esok harinya, melalui pesan WhatApp Marwah menjawab ajakan Akbar tersebut.
Alih-alih menerima ajakan tersebut Marwah malah membuat keputusan mengejutkan.
“Ini WhatsApp kakanda Marwah Daud Ibrahim kepada Akbar Faizal menanggapi ajakan untuk kembali ke jalan yang benar, meninggalkan Dimas Kanjeng. Mari doakan beliau agar mendapat hidayah,” tulis Akbar.
"Adalah hak adinda saya Akbar Faisal mengajak saya kembali. Tapi juga hak saya untuk memohon kepada beliau, Dinda, izinkan saya melanjutkan perjalanan," ujar Marwah seperti dikutip dari akuan facebook Tim Akbar Faisal Rabu (5/10/2016).
"Banyak rahasia di balik rahasia yang belum tepat untuk saya ungkapkan. yakinlah kebenaran hanya milik Allah," lanjutnya lagi.
Marwah tampak begitu yakin dengan pilihannya itu. Ia bahkan berdoa agar semuanya ditunjukkan jalan yang lurus.
Marwah memilih Dimas Kanjeng
Demi membela Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim rela mundur dari kepengurusan Majelis Ulama Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najamuddin Ramly.
"Marwah Daud Ibrahim mengundurkan diri per 3 Oktober meski secara tertulis lewat pesan elektronik WhatsApp kami terima tanggal 4 Oktober. Nanti menyusul surat resmi," kata Najamuddin di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Kabar mundurnya Marwah yang menjabat Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI membuat kaget sejumlah pihak, termasuk rekan politikus.
Salah satunya Anggota DPR RI Akbar Faizal yang meminta Marwah Daud untuk 'pulang'.
Ucapan itu dilontarkan Akbar Faisal lewat akun jejaring sosial Twitter, @akbarfaizal68.
"Baru saja dpt info klu Kak Marwah Daud Ibrahim siang ini mengundurkan diri dr MUI. Kakanda, pulanglah ke kami sehabatmu semua. Duuh kakakku!," cuit akun @akbarfaizal68.
Tak cukup sekali, Akbar pun meminta Marwah 'pulang' di cuitan ke-2.
"Kak Marwah Daud Ibrahim, pulanglah kpd kami yg mencintaimu... pulanglah Kak," kicau ajun @akbarfaizal.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly mengonfirmasi bahwa Marwah Daud Ibrahim telah mengundurkan diri dari kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pengunduran diri itu karena Marwah lebih memilih untuk membela Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi.
Di MUI, Marwah Daud menjabat Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga.
"Marwah Daud Ibrahim mengundurkan diri per 3 Oktober meski secara tertulis lewat pesan elektronik WhatsApp kami terima tanggal 4 Oktober. Nanti menyusul surat resmi," kata Najamuddin di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Menurut dia, dengan pengunduran diri itu berarti MUI sudah tidak memiliki hubungan secara kelembagaan dengan Marwah.
Dia mengatakan tindakan dan keyakinan Marwah untuk tetap membela Padepokan Dimas Kanjeng itu bersifat pribadi.
Najamuddin mengatakan pihaknya akan segera mengeluarkan fatwa setelah menerima hasil investigasi dari MUI Jawa Timur.
Najamuddin mengungkapkan, alasan pengunduran diri Marwah karena yang bersangkutan tetap memilih untuk tetap menjadi Ketua Pembina Yayasan Dimas Kanjeng.
Secara pribadi, Najamuddin belum mengerti mengapa Marwah lebih memilih Yayasan Kanjeng Dimas dan mengundurkan diri dari MUI.
Sebagai seorang berintelektual, organisatoris dan politisi, kata dia, seharusnya Marwah tidak mempercayai tindakan di luar logika yang menyimpang dari akidah Islam.
"Kenapa Marwah tertarik? Sebagai intelektual, Koordinator ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) dan peneliti, logikanya tidak masuk akal, bisa tertarik. Saya kira ini perbuatan sihir dan nujum, Marwah diperlihatkan trik-trik Kanjeng Dimas," katanya.
Taat Pribadi, pimpinan Pondok Dimas Kanjeng, menjadi tersangka pembunuhan terhadap mantan santrinya.
Pria yang mengaku bisa menggandakan uang itu juga jadi tersangka penipuan.
Marwah Daud adalah mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat.
Dia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum ICMI.