Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Sebanyak 1.429 anak penyintas kanker memanfaatkan Rumah Cinta Anak Kanker sebagai rumah singgah ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Di antara ribuan para penyintas, ada yang masih menjalani pengobatan, ada yang meninggal, dan ada yang divonis sembuh dari kanker.
"Memang paling banyak mendapatkan jalan terbaik (meninggal). Kalau yang divonis sembuh baru ada 18 orang," ujar pendiri Rumah Anak Cinta Anak Kanker, Supendi Wijaya (44), saat ditemui di Jalan Bijaksana dalam nomor 11 RT 5/10 Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (16/10/2016).
Pria yang akrab disapa Abah Lutung ini mengakui banyak penyintas kanker datang ke rumah singgah
sudah dalam kondisi kritis. Mereka divonis menderita kanker akut sehingga waktu hidupnya diperkirakan tak lama lagi. Ia menyebut usia sejumlah anak yang diyakini akan meninggal dalam waktu tertentu justru mendapat kesempatan lebih panjang.
“Misalnya waktu hidupnya cuma tinggal tiga bulan dengan kondisinya tersebut, tapi justru bisa bertambah tiga tahun,” Abah menjelaskan.
Bertambahnya usia para penyintas kanker bukan tanpa sebab. Sekian faktor berpengaruh di antaranya beban sang anak berkurang, sikap positif orang tua terhadap anaknya.
"Ini alasan kami menamakannya menjadi Rumah Cinta. Apa yang dialami anak mereka bukan penderitaan. Ini bentuk cinta kasih Allah untuk memberi pahala. Seandainya berjuang baik diberikan yang terbaik dan sembuh harus ihklas. Yang penting berjuang semaksimal mungkin," kata dia.
Sebanyak 80 persen anak-anak yang singgah di Rumah Cinta mengidap kanker darah. Mereka terserang karena mengonsumsi makanan yang mengandung zat kimia. Diperparah dengan pola hidup dan lingkungan sekitar yang tak sehat.
“Sekarang produk makanan apa saja yang tidak pakai bahan kimia? Termasuk juga bahan pokok. Nah dari banyak pejuang yang datang ke rumah singgah ini, semua jadi banyak tahu soal penyakit kanker dan tata laksana pengobatannya,” kata Abah.
Selain menolong anak-anak yang berjuang sembuh dari kanker, rumah singgah juga menularkan kepedulian terhadap penyintas kanker lainnya.
Menurut Abah masih banyak penyintas kanker tak seberuntung anak-anak yang saat ini bisa bergabung dengan Rumah Cinta Anak Kanker.
Rumah Cinta Kanker bukanlah yayasan yang memiliki program mentereng. Mereka juga tidak pernah mengajukan proposal atau sejenisnya untuk mendapatkan bantuan.
"Tapi kami ingin anak-anak yang berjuang ini bisa berbagi pengalaman kepada yang tidak tahu cara berobat. Juga bisa motivator bagi yang baru (sakit). Orangtua yang anaknya kena kanker tidak perlu takut dan ini bagian dari mengajarkan berpikir positif,” kata Abah.