Sosialisasi dan logistik termasuk penyedot dana yang besar. Setiap pertemuan dapat menghabiskan dana yang tidak sedikit.
"Kita kumpul-kumpul saja bisa keluar banyak," bebernya.
Namun, menurut Edi biaya tersebut didapatkan dari donasi dan gotong-royong dari pengurus dan pendukung.
Tentu dana yang dibutuhkan untuk pilkada bupati atau wali kota jauh lebih sedikit ketimbang pilkada gubernur dan wakil gubernur.
Lalu bagaimana peluru finansial sejumlah pasangan kepala daerah di pilkada yang akan digelar 2017 nanti? Mereka masih enggan buka-bukaan.
Calon Bupati Muoarojambi dari calon perseorangan, Abunyani mengatakan untuk biaya kampanye saat ini pihaknya belum menghitung secara rinci.
Tapi ia mengatakan jika ada investor yang bekerja sama apalagi untuk kemajuan daerah maka akan diterima.
“Soalnya daerah membutuhkan investasi. Kalau ada bantuan untuk daerah kita terima untuk kemajuan," katanya.
Sementara itu calon Bupati Muarojambi lainnya Ivan Wirata juga mengelak saat ditanyakan biaya politik yang ia gelontorkan.
"Pasti ada tapi tidak bisa kita sampaikan di sini," katanya.
Dia juga mengatakan belum menghitung besaran biaya politik yang sudah dikeluarkan.
Senada, Sukandar calon Bupati Tebo mengatakan sudah mempersiapkan dana politik untuk pilkada.
Namun dirinya belum bisa memastikan besaran keseluruhan.
"Tidak tahu juga ya, nanti dihitung," imbuhnya.