TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO – Sedikitnya ada lima pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mati di Padepokan Dimas Kanjeng, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Kelima pengikut itu terdiri atas tiga pria dan dua wanita.
Anehnya, kondisi tubuh kelima orang tersebut memiliki ciri-ciri yang sama saat ditemukan meninggal, yakni kukunya hitam.
“Ya, total ada lima pengikut yang meninggal di Padepokan. Mereka meninggal dalam kurun waktu 2013-2016. Kelima-limanya punya ciri-ciri kuku hitam ketika ditemukan tak bernyawa. Empat orang dimakamkan di daerah asal, satu orang dikubur di sekitar padepokan,” jelas Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara, Minggu (30/10/2016).
Arman memastikan, kepolisian tengah mengembangkan penyelidikan kasus tersebut.
Bukti materil terus dihimpun, termasuk keterangan keluarga korban.
Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah mereka meninggal alamiah atau meninggal karena dibunuh.
Namun, Arman menyatakan, ada dugaan penganiayaan atas meninggalnya I di tenda padepokan.
I adalah salah satu pengikut Dimas Kanjeng yang meninggal di tenda padepokan pada 13 September 2016, beberapa hari sebelum Dimas Kanjeng ditangkap polisi.
I berasal dari salah satu kabupaten di Jawa Timur, dan menjadi pengikut bersama istrinya sejak 2012.
Perempuan J, istri I yang pernah menjadi juru masak di padepokan telah mengadukan kematian suaminya yang tak wajar itu ke polisi.
Saat ditemukan meninggal, kuku J berwarna hitam, dan alat kemaluannya ditemukan pentil.
“Ini ada dugaan penganiayaan. Kukunya hitam dan di alat kemaluannya terpasang pentil. I meninggal setelah keluar dari tenda untuk melakukan kegiatan keagamaan pada larut malam. Ketika tidur di dalam tenda, dia ditemukan tak bernyawa oleh istrinya,” terang Arman.
Keterangan ini diperkuat oleh Aswar yang memandikan jenazah I sebelum dikubur.