Laporan Wartawan Tribun Bali, Sarah Vanessa Bona
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Rokip (20) dan Ardi (14) mengaku terkejut saat mendapati teman sekamar mereka, Anton (25) sudah tak bernyawa dalam posisi tertidur di kamar.
Keduanya tidak menyangka Anton telah meninggal padahal semalam pria asal Bogor, Jawa Barat, itu terlihat baik-baik saja.
Mereka terlihat datang ke Instalasi Forensik untuk melihat keadaan teman mereka, Jumat (4/11/2016).
Rokip dan Ardi mengetahui Anton sudah meninggal sekitar pukul 06.45 Wita.
Pria yang baru empat bulan bekerja di Toko Sabar, Jalan Raya Cokroaminoto No 188 Denpasar itu memang tinggal sekamar dengan mereka di kamar lantai dua toko.
Ardi mengaku Anton memang sudah lama memiliki penyakit maag dan ulu hati. Keluarga membenarkan Anton memang memiliki penyakit tersebut saat mengobrol via telepon.
Rokip mengaku sempat melihat Anton yang tampak kedinginan sebelum tewas. "Hanya lihat gelagat Anton seperti kedinginan. Pagi saya cek sudah tidak ada nafasnya," ungkap dia.
Rokip menjelaskan sebelum Anton tertidur, pria lajang tersebut sedang berkirim pesan melalui BlackBerry Messenger dengan pujaan hatinya, Sulis (19), yang juga bekerja di Toko Sabar.
Anton sudah mendekati Sulis sejak empat bulan lalu dan mengaku sulit mendekati Sulis.
"Sayang sama Sulis tapi Sulis tidak merespon. Sudah sering ditembak juga," ujar Rokip yang sering dicurhati oleh Anton semasa hidup.
Jenazah Anton kemudian dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dan dilakukan pemeriksaan luar.
Kepala Bagian SMF Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, menjelaskan waktu kematian Anton kurang dari delapan jam.
Berdasarkan hasil PL, tidak ditemukan tanda kekerasan dan hanya menemukan tanda-tanda mati lemas. "Salah satu tanda mati lemas adalah kekurangan oksigen. Kemungkinan mati wajar," terang Alit.