Diceritakan, air mulai menggenang tinggi sejak Senin dinihari sekitar pukul 02.00 WIB.
Sampai pagi debit air malah semakin tinggi dan terus bertahan sampai Senin sore.
Dari sejumlah wilayah yang kebanjiran, menurut dia, genangan paling tinggi berada di jalan raya daendles yang menghubungkan Gresik-Lamongan.
Persis setelah Jembatan Sembayat arah ke Lamongan, jalan utama tersebut digenangi air sampai sekitar 60 sentimeter.
Tak pelak, sejumlah kendaraan yang memaksa melintas pun mogok di tengah kubangan air.
“Mas-mas tolong bantuin dorong,” ujar sopir Honda Accor kepada beberapa pemuda di sekitar lokasi ketika mobil yang dikemudikannya mogok di tengah banjir.
Demikian halnya beberapa bemo, mobil penumpang, dan sejumlah sepeda motor juga mogok ketika memaksa menerjang banjir.
Alhasil, bengkel-bengkel yang berada di sekitar lokasi pun kebanjiran order sejak pagi.
Tak hanya itu, akibat banjir tersebut jalur utama wilayah Gresik Utara ini juga sempat macet parah ketika para pelajar dan pekerja hendak berangkat.
Sampai-sampai, sejumlah pelajar terpaksa dinaikkan ke truk oleh petugas agar bisa melintasi genangan air di jalan raya tersebut.
Dari pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, air Bengawan Solo masih mengalir deras sehingga banjir masih melanda, bahkan meluas.
Jika sebelumnya di Kecamatan Dukun hanya lima desa, kini bertambah menjadi enam desa yang terendam banjir.
Namun rata-rata yang terdampak area persawahan.
“Hanya di Desa Baron ada 14 rumah yang tergenang dengan ketinggian 10 - 20 cm,” kata Kepala BPBD Gresik, Abu Hasan.
Sedangkan di Kecamatan Bungah, sebelumnya hanya empat desa meluas menjadi enam desa.
Plus area persawahan yang kebanjiran sebanyak 75 hektare.