"Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Korban tewas karena gantung diri. Hal ini sesuai dengan olah TKP dan hasil pemeriksaan medis," ujar kapolsek.
Dari pihak keluarga sendiri, kata AKP Wisnawa, tidak mau memperpanjang kasus ini.
Mereka menerima dengan ikhlas kepergian korban.
Sebab, kata Wisnawa, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menahan sakit perkepanjangan.
Berdasarkan catatan rekam medis, sejak beberapa bulan ini korban memiliki riwayat penyakit ambeien.
Korban sudah sempat melakukan operasi.
Namun tetap saja tak mengurangi rasa sakit karena penyakit itu, sehingga ia memilih untuk menghakhiri hidupnya.
Sebelum ditemukan meninggal, korban juga sempat menulis surat wasiat di atas kertas amplop warna putih bertuliskan, "De, tanam saya di selatan Aji Geriane. Di lemari ada tiga buku tabungan. Jangan sedih. Suksma," tulis korban di kertas amplop tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data Bagian Operasional Polres Gianyar, sepanjang Januari hingga 1 Desember 2016, tercatat sudah ada 17 kasus bunuh diri di Gianyar.
Kecamatan paling banyak menyumbang kasus bunuh diri adalah Ubud dan Sukawati sebanyak empat kasus.
Diikuti oleh kecamatan Tampaksiring, sebanyak tiga kasus.
Sementara Kecamatan Payangan, Blahbatuh dan Tegalalang hanya dua kasus.
Kapolres Gianyar, AKBP Waluya mengatakan sebagian besar kasus bunuh diri yang terjadi di Gianyar disebabkan oleh permasalahan ekonomi dan karena menderita penyakit.
Pihaknya berharap Pemda Gianyar lebih memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan warganya supaya dapat mengurangi kasus bunuh diri yang terjadi nyaris rutin tiap tahun.
"Sebagian besar bunuh diri karena masalah ekonomi dan sakit. Semoga hal ini menjadi perhatian pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya," ujarnya.