TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Pascagempa yang melanda Pidie Jaya (Pijay), Rabu (7/12/2016) lalu, Pantai Manohara di Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu yang sebelumnya ramai dikunjungi para pelancong, kini telah ditutup oleh warga setempat.
Sehingga tidak ada lagi aktivitas wisata di pantai tersebut.
Bahkan para pedagang makanan dan minuman yang biasanya meraup rupiah dari pengunjung yang berwisata di pantai itu, kini harus pindah berjualan ke tempat lain.
“Kami menutup lokasi wisata ini atas desakan masyarakat. Apalagi pemerintah sudah menyatakan bahwa titik gempa Pijay berada di Pantai Manohara,” ujar Azhar M Gade, Keuchik Meunasah Balek, Kamis (22/12).
Saat ini di jalan masuk menuju pantai tersebut, terpampang spanduk dan pamflet yang bertulis informasi ditutupnya pantai tersebut dari kegiatan wisata.
“Stop, Pantai Manohara tutup untuk selama-lamanya. Mohon maaf bagi seluruh pengunjung”, demikian bunyi tulisan pada spanduk yang dipajang di pintu masuk lokasi objek wisata tersebut.
Beberapa warga yang ditanyai Serambi (Tribunnews.com network) juga mengaku sangat setuju pantai itu ditutup buat pelancong.
Sedangkan untuk para pemancing dan nelayan lokal masih dibolehkan beraktivitas di pantai yang menghadap Selat Malaka itu.
Informasi yang menyatakan Pantai Manohara sebagai pusat gempa Pijay, sebelumnya diungkapkan tim ahli Geologi dan Geofisika BMKG yang menjelaskan bahwa gempa bumi di Pidie Jaya itu diakibatkan oleh adanya pencairan tanah (soil liquefaction) yang terletak di kawasan Pantai Manohara, Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.
“Kerusakan terparah pascagempa bumi yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya terdapat di daerah Kecamatan Meureudu, yang diakibatkan oleh adanya liquefaction yang terletak di kawasan Pantai Manohara,” ungkap ahli geologi Dr Sri Hifayati, seperti diberitakan Serambi, Minggu (18/12/2016).
Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo) Pijay, M Nasir SPd, mengatakan bahwa pemkab Pijay berharap lokasi itu tidak ditutup karena memiliki potensi yang dapat menjadi andalan di sektor pariwisata.
“Penutupan lokasi itu inisiatif warga, dan bukan imbauan pemerintah,” katanya.
Padahal saat ini, Pemkab Pijay telah menyusun sejumlah program pembangunan untuk mempercantik pantai itu agar lebih menarik wisatawan.
“Yang harus dibenahi adalah kondisi jambo atau balai-balai kecil yang berada di pantai. Jika selama ini jambo itu agak tertutup atau remang-remang, sekarang harus transparans sehingga mudah diawasi agar tidak menjadi tempat berbuat maksiat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, tahun 2017 ini, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk pembenahan fasilitas di pantai Manohara, termasuk membangun beberapa unit balai seperti di pantai Kuthang, Trienggadeng.
“Sangat disayangkan jika lokasi tempat sejumlah warga mencari nafkah itu ditutup,” tambah M Nasir.(serambi indonesia/ag)