TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Avicenna Isnaini melaporkan Calon Bupati Morotai Ali Sangaji ke Panwas Kabupaten Pulau Morotai atas dugaan pencemaran nama baik.
Peneliti Indo Barometer Avicenna mengatakan Ali Sangaji diduga telah mengklaim sebagai calon yang mendapatkan dukungan publik paling besar di banding calon lainnya.
Hal itu dikatakan Ali Sangaji dengan mengutip data survei Pilkada Morotai dari Indo Barometer ketika kampanye di Desa Daruba Pante, Morotai Selatan, Pulau Morotai, Senin (19/12).
Padahal, menurut Avicenna Indo Barometer tidak memiliki data survei pilkada Morotai sebagaimana yang disampaikan Ali Sangaji saat berorasi.
“Kami tidak memiliki data survei pilkada Morotai seperti yang disampaikan Ali Sangaji ketika berkampanye,” kata Avicenna di Jakarta dalam rilisnya, Rabu, (28/12/2016).
Avicenna mengaku baru tahu adanya pencatutan nama lembaga Indo Barometer berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat setempat kepada Indo Barometer yang ingin mengonfirmasi kebenarannya.
Dalam informasi yang dilengkapi dengan rekaman video, disampaikan bahwa Ali Sangaji mengaku mendapatkan dukungan masyarakat paling tinggi mengungguli dua kandidat lainnya.
Atas kejadian itu Avicenna menegaskan bahwa apa yang dilakukan Ali Sangaji, pertama, sebagai bentuk fitnah, karena pihak Indo Barometer tidak pernah memberikan data survei Pilkada Morotai kepada yang bersangkutan.
Kedua, Ali Sangaji telah melakukan pemalsuan data karena Indo Barometer sendiri tidak memiliki data survei sebagaimana yang disampaikannya kepada publik saat kampanye .
Ketiga, apa yang dilakukan Ali Sangaji adalah bentuk kebohongan publik karena telah sengaja menyampaikan data yang tidak benar kepada masyarakat saat kampanye pilkada.
Avicenna berharap agar pihak Panwas setempat bergerak cepat untuk menindaklanjuti laporan Indo Barometer yang disampaikan pada Senin (26/12).
Laporan tersebut dianggap penting sebagai pembelajaran bagi semua calon supaya berhati-hati dalam menyampaikan orasi politik di depan massa.
“Para kandidat harus berhati-hati saat menyampaikan orasi. Jangan sampai menyampaikan data yang belum jelas kebenarannya. Apalagi sengaja mencatut nama lembaga untuk kepentingan politiknya sendiri,” katanya.