"Setelah menjalani pemeriksaan di Bali, akan kami proses kembali di sini," paparnya.
Anwar menuturkan pihaknya akan mengintensifkan koordinasi dengan pihak Keimigrasian terkait upaya pencegahan potensi tindak kejahatan yang kemungkinan dilakukan oknum WNA.
Dijelaskan, ketiga WNA ini datang ke Indonesia pertama kali di Bali memakai visa wisatawan sekitar empat bulan lalu. Namun, di Pulau Dewata ketiganya malah bekerja sebagai koki dan pengrajin kayu.
"Alasan membobol ATM karena tidak punya uang untuk kembali ke negaranya. Namun, kami tidak percaya sepenuhnya," tegas Anwar.
Ada Bantuan Orang Lokal Ketidakpercayaan Anwar terhadap pernyataan pelaku sangat berdasar. Kasatreskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Manang Soebeti, menambahkan pengakuan tersangka bisa membobol ATM ini karena mendapat bantuan orang lokal.
"Baik pembobolan di Bali dan di Sidoarjo, ketiganya ada bantuan orang lokal. Kami masih selidiki identitas orang lokal ini dan juga perannya," imbuh Manang.
Manang menerangkan bisa saja orang lokal ini merupakan otak utama pembobolan ATM, sementara ketiga warga Peru ini adalah eksekutornya.
Pun pemilihan target pembobolan juga direncanakan dengan matang. Manang membeberkan lokasi minimarket di Desa Sidorejo ini terbilang cukup terpencil dan sepi di malam hari.
"Pelaku mengaku alat-alat yang digunakan untuk membobol ATM disediakan oleh orang lokal ini," jelasnya.