Didi menugaskan Gede Darmada selaku Kepala Seksi Operasi SAR Denpasar untuk turun langsung ke lokasi memimpin evakuasi.
Menurut Gede, pihaknya sempat mengalami kesulitan mengevakuasi, karena saat itu air laut mulai pasang dan kemiringan tebing cukup curam, serta hanya bisa diakses dari atas.
Awalnya diturunkan dua orang penyelamat dari arah samping pura, dengan menuruni tebing untuk mengamankan posisi korban yang berada sekitar 20 meter dari bibir pantai.
Namun, upaya itu gagal dan dua penyelamat tak bisa menjangkau korban, karena air mulai pasang.
Akhirnya diputuskan untuk menggunakan cara penyelamatan dari atas (vertical rescue).
Satu orang diturunkan dengan lowring system yang diperkuat pegangan empat anchor.
Sedangkan para anggota tim yang lain memastikan proses menurunkan seorang penyelamat ke jurang di bawah berjalan baik dan aman.
Akhirnya, satu penyelamat yang diturunkan itu berhasil menjangkau korban.
Setelah dimasukkan ke dalam kantung jenazah, jasad korban kemudian dinaikkan ke atas.
“Separuh nyawa anak buah saya menjadi taruhannya. Ketinggian tebing 100 hingga 120 meter. Medannya sangat curam dan angin bertiup kencang, sehingga berisiko tinggi. Karena itu, proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati,” jelas Gede.
"Proses evakuasi tersebut cukup heroik, dibutuhkan kemampuan khusus dan kekompakan tim untuk melakukannya. Korban berhasil ditarik ke atas setelah dua jam proses evakuasi,” kata Gede.
Saat ditemukan, kondisi korban tanpa menggunakan busana dan kedua kakinya dalam keadaan patah serta terlipat.
Terdapat luka-luka di kepala bagian atas korban.
“Semestinya siapa pun di lokasi tersebut harus betul-betul memperhatikan pagar pembatas dan tiupan angin. Sehingga terhindarlah kita dari hal-hal seperti yang terjadi kali ini,” ungkapnya.