Pihak rekanan juga meninggalkan utang kepada pihaknya. Lantaran selama pekerjaan proyek, semua biaya operasional ditanggung pihak desa.
Untuk operasional pekerja, semisal makan dan tempat tidur, pihaknya yang menanggung. Namun, hingga saat ini, karena rekanan kabur, jadi belum ada pembayaran.
"Saya yang membiayai makan dan menyediakan tempat tidur. Namun, belum dibayar. Padahal, sudah sepakat dengan mandor untuk membayar semua biaya operasional," jelas Jajuli.
Jajuli mengaku merugi hingga Rp 15 juta dengan rincian biaya sewa untuk menginap di rumahnya selama satu bulan, dan makan tiga kali sehari. Ia mengaku rugi atas kasus tersebut.
"Wong kontraktor enggak punya uang kok ikut lelang," kesal dia.
Pantauan Tribun Jateng, karena jembatan belum beres warga, kendaraan roda dua dan empat terpaksa membelah arus sungai yang cukup deras.