Laporan Wartawan Surya, Muchsin
SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Siswa kelas III SD Negeri Lawangan Daya III, Pademawu, Pamekasan, DWP (9), menjadi korban kekerasan diduga kepala sekolahnya.
DWP mengaku pusing dan tidak masuk sekolah lantaran trauma atas kejadian yang menimpa dirinya. Pemukulan terhadap DWP berlangsung pada Sabtu (7/1/2017).
Kasus ini mencuat setelah Rudi Kurniawan dan Sutriani memeriksakan kondisi anaknya itu ke RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan, Selasa (10/1/2017).
Sejak peristiwa itu DWP mengalami pusing, tubuh lemas dan suhu badannya tinggi. Sutriani melihat DWP gelisah, cemas, dan berdiam diri di dalam kamar usai sekolah.
Melihat tingkah anaknya DWP bersikap aneh Sutriani lalu menanyainya baik-baik. DWP sempat ketakutan menjawab, tapi akhirnya luluh dan mau bercerita apa yang telah terjadi.
DWP bercerita sambil sesenggukan telah dipukul ibu kepala sekolah. Ia enggan kembali bersekolah karena trauma dengan pukulan gurunya.
Sebelum anaknya dipukul, DWP bersama temannya, M (10) dan R (12), dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Mereka dituduh mencuri gagang pancing milik warga seharga Rp 1,5 juta berikut tas ransel.
Lantaran tidak merasa mengambil, DWP tidak mengaku apa yang dituduhkan kepala sekolah kepadanya.
Jawaban DWP membuat kepala sekolah emosi lalu menjambak rambut dan memukuli wajahnya, disaksikan kedua rekannya.
"Selama dua hari ini anak saya tidak masuk sekolah. Hari Minggu kemarin anak saya muntah-muntah. Lehernya sakit dan dadanya sesak. Karena saya membawa anak saya ke rumah sakit untuk diperiksa kondisinya,” kata Sutriani, Rabu (11/1/2017).
Rudi Kurniawan menambahkan, meski hasil visum menunjukkan tak ada masalah, petugas medis memastikan anaknya depresi dan perlu istirahat.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Lawangan Daya III, Indah F, yang dimintai konfirmasi membantah berbuat keras dan memukul DWP.
Ia mengaku hanya mengusap wajah DWP dengan tangannya tanpa menimbulkan rasa sakit apa lagi sampai luka.