TRIBUNNEWS.COM, SEKAYU - Ledakan sumur ilegal terjadi di Talang Sabah Dusun III, Desa Tanjung Keputren, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Akibat dari ledakkan sumur ilegal tersebut, setidaknya puluhan korban mengalami luka bakar 50 persen pada bagian tubuhnya.
Dari pantauan di RSUD Sekayu, sekitar puluhan masyarakat mengalami luka bakar parah akibat ledakan sumur minyak.
Korban diangkut dari desa menggunakan truk dan truk tersebut dilapasi menggunakan daun pisang untuk melapisi tubuh korban yang melepuh terbakar.
Korban-korban tersebut satu persatu diturunkan dari atas truk, namun korban yang mengalami luka cukup serius berteriak karena mengalami kesakitan.
"Aw sakit pak, aw perih pak," kata korban ketika diturunkan dari truk.
Menurut informasi yang dihimpun, terjadinya ledakan sumur tersebut ketika sejumlah masyarakat mencoba membuka sumur dengan cara di-bor menggunakan peralatan tradisional.
Namun mata bor yang digunakan mengeluarkan percikan api sehingga menyulut api seketika.
Masyarakat yang sedang memasak minyak juga mengelami hembusan api, sehingga korban mengalami luka yang cukup serius pada sekujur tubuhnya.
Ledakan besar terus terjadi beberapa kali, bahkan api di lokasi kejadian juga masih dalam keadaan menyala.
Dari data yang ada di RSUD Sekayu, korban yang menerima luka bakar antara lain Emi Karmansyah (26), Muhamad Irham (24), Kuswandi, Adam Fauzi, Predi (21), Superman (21), Deka Handika, Widodo, Wigo, Sulaiman, Taufik, Yonsak, Parihorn, Arianto.
Namun terdapat juga korban yang dilarikan ke RSUD Lubuk Linggau.
Arief Gunawan anak salah satu korban, mengatakan dirinya mengetahui kejadian tersebut dari pamannya. Menurutnya ledakan yang terjadi disebabkan oleh gesekan bor untuk membuat sumur baru.
"Ayah saya saat itu sedang molot minyak (memompa minyak), tapi katanya tiba-tiba ledakan dan api besar langsung menyerang ayah saya," ujar Arief.
Sebelum terjadinya ledakan ayahnya membersihkan sampah di sekitar tempat memompa minyak yang lokasinya jauh dari lokasi.
Namun, pada saat itu terdengar bunyi ledakan dan ayah saya mencoba berlari tetapi langsung menyambar badannya.
"Kondisi bapak saya sangat parah mungkin paling parah dari yang lain, badan dan tangannya sudah sangat putih sekali karena terbakar api," ungkapnya.
Terpisah, korban Oong mengatakan peristiwa itu berlangsung sangat cepat dan berbahaya. Suara ledakan terjadi beberapa kali seperti dentuman, tiba-tiba api langsung menjalar dengan seketika.
"Saat itu saya sedang duduk dan bunyi ledakan seketika api menyambar dengan sangat cepat," ungkapnya.
Dari keterangan Kurnaidi perawat Pustu Talang Sabah, korban yang terbakar mencapai puluhan orang jumlahnya.
Untuk jumlah pastinya tidak diketahui, karena ada yang terluka tidak terlalu serius kemudian disuruh pulang.
"Korban ada yang dibawa ke RSUD Sekayu ada yang dibawa ke Lubuk Linggau, lalu ada juga yang disuruh pulang," ujarnya.
Sementara Kapolres Muba, AKBP Julihan Muntaha SIk, yang melihat langsung korban ledakan sumur minyak mengatakan para korban tersebut dalam keadaan luka bakar yang sangat parah.
Menurutnya sumur ilegal tersebut dulu sempat ditutup. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Kondisi sekarang ini api masih menyala, sedangkan korban sudah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sekayu. Untuk sementara jumlah korban yang berada di RSUD Sekayu berjumlah 17 orang, dan luka bakar diatas 50 persen dan ada juga diatas 50 persen," kata Julihan, Rabu (11/1/2017) sekitar pukul 22.00 WIB.
Anggota saat ini sudah turun ke lapangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut tekait ledakan.
Menurut informasi api masih menyala dan kini coba dipadamkan, dan mendata korban.
"Pasca kejadian ini kita akan melakukan penyelidikan dan pencarian saksi-saksi. Sumur ini ilegal dan kita pastikan akan menutupnya," jelasnya.
Sekda Muba, Drs Apriyadi MSi, sangat menyesali terjadinya ledakan sumur ini. Padahal Muba saat ini menjadi tempat penutupan sumur-sumur yang dianggap ilegal.
"Kita sesalkan kejadian ini karena saat ini kita menjadi fokus pemertiban sumur ilegal di Muba. Tim sudah kita turunkan untuk melakukan pendataan terhadap korban yang terkena ledakan," ujarnya.