Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Sejak lama Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara menerapkan penumbuhan budi pekerti sebelum adanya Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.
"Pendidikan karakter itu tidak muncul secara tiba-tiba, jadi itu dari sejak zaman dahulu sudah ada," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Romi Wijaya, Minggu (5/2/2017).
Dikatakan Romi, penumbuhan budi pekerti satu hal tak terpisahkan dalam proses pendidikan, namun memang sekarang ditegaskan kembali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam penerapannya pendidikan budi pekerti akan sangat tergantung dari masing-masing sekolah. Pihak sekolah akan menyesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan di setiap sekolah.
"Karena setiap sekolah memang memiliki kegiatan berbeda-beda, sehingga nantinya sekolah yang mengintegralkannya dengan kegiatan sekolah masing-masing," jelas dia.
Ketua Komite Sekolah SMKN 1 Sukadana, Ripa'i, menegaskan pendidikan budi pekerti atau dengan nama lain pendidikan karakter hingga saat ini cukup berjalan baik.
Ia mencontohkan kegiatan pendidikan karakter dapat berupa menggelar kegiatan yasinan yang rutin dilakukan setiap Jumat, ekstrakurikuler seperti Palang Merah Remaja, Pramuka atau Siswa Pecinta Alam.
"Ini adalah kegiatan yang digalakkan oleh sekolah, khususnya SMKN 1 Sukadana untuk menumbuhkan minat dan bakat para siswa. Semua kegiatan positif ini tujuannya selain untuk menumbuhkembangkan minat bakat siswa, juga menangkal kegiatan negatif para siswa," ungkap Ripa'i.
Pria yang juga selaku Kepala Desa Sutera itu menerangkan, tak hanya di SMKN 1 Sukadana saja. Sekolah-sekolah lain juga telah menggelar kegiatan yang serupa.