Laporan Wartawan Tribun Bali, I Gede Jaka Santosha
TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Kasus gigitan anjing rabies kembali menghantui warga di Kabupaten Jembrana.
Bahkan dua kasus anyar gigitan anjing rabies ini terjadi di dua Desa yakni Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo dan Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya yang baru sebulan lalu ditetapkan sebagai Zona Merah Rabies.
Berdasarkan informasi Kamis (9/3/2017), kasus gigitan anjing rabies ini terjadi pada Selasa (28/2/2017) lalu di Banjar Sarikuning, Tulungagung, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya.
Seekor anjing milik warga setempat, Made Nesa dilaporkan telah menggigit pemiliknya beserta dua orang warga lainnya.
Anjing ini diketahui positif rabies setelah dilangsungkan uji lab pada sampel otaknya di Balai Besar Veteriner Denpasar, Rabu (1/3/2017) keesokan harinya.
Beralih pada kasus gigitan kedua yang terjadi pada Sabtu (4/3/2017) dan Minggu (5/3/2017) di Banjar Pangkung Jelati, Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo.
Baca: Ganjar Persilakan Jaksa Buktikan Dakwaan Kalau Dia Menerima Uang Proyek e-KTP
Saat itu, seekor anjing ras jenis Peking milik warga setempat yakni Luh Suryanti mati mendadak.
Sehari sebelumnya, anjing ini diketahui sempat menggigit 2 orang anggota keluarga pemiliknya serta 4 orang warga setempat lainnya.
Anjing Peking ini juga dinyatakan positif rabies usai uji lab pada sampel otaknya yang dilangsungkan di Balai Besar veteriner Denpasar pada Senin (6/3/2017) keesokan harinya.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Anak Agung Mahadikara membenarkan adanya kasus gigitan anjing rabies ini.
Menurutnya, dua desa yakni Desa Yeh Sumbul dan Desa Tukadaya sebelumnya sudah ditetapkan sebagai Zona Merah Rabies dengan sejumlah kasus gigitan positif rabies pada bulan Februari lalu.
Dua desa ini, kata dia, sebelumnya juga sudah mendapatkan penanganan maksimal dari pihaknya berupa Eliminasi Selektif dan Vaksinasi pada ratusan ekor anjing.
Diduga, dua ekor anjing positif rabies pada kasus gigitan teranyar yang sebelumnya sempat divaksinasi ini telah terjangkit virus rabies dan dalam tahap inkubasi yang sulit terdeteksi.
Virus rabies ini baru bisa terlacak pada masa regurgitasi atau pada 2 bulan masa terinveksi virus rabies.
"Sebelumnya hasil uji lab pada di dua desa tersebut dinyatakan negatif semua. Mungkin saat itu masih masa inkubasi. Kedepan kami minta agar masyarakat jangan anggap remeh kasus gigitan anjing ini dan selalu tanggap," katanya.
"Korban gigitan teranyar kemarin itu sudah dapat VAR. Untuk dua desa ini nantinya akan kita langsungkan eliminasi selektif dan vaksinasi kembali," kata Mahadikara ketika dikonfirmasi Kamis kemarin.