Selain itu, pihaknya selaku instansi pendidikan akan kooperatif dengan pihak kepolosian serta akan memasukkan kejadian ini ke ranah hukum.
Pihaknya pun telah mengeluarkan keputusan tegas dengan adanya kejadian ini.
"Tindak kekerasan, menyontek, mencuri, asusila, sampai narkoba akan kami keluarkan dari sekolah," tegas Puguh.
Kedepan pihaknya akan lebih mengintensfikan pemeriksaan terhadap para siswa SMA Taruna Nusantara demi menghindari kejadian serupa terulang.
"Nantinya kami akan rutin melakukan tes psikologi, nantinya tes psikologi bukan saat tes penerimaan siswa baru saja, namun kita akan rutin menggelar tes untuk mengetahui perkembangan kejiwaan anak-anak didik kami."
"Kami juga akan meningkatkan pengamanan dengan memasang sinar X-ray untuk menghidari masuknya benda-benda tajam yang mungkin dibawa masuk siswa," tambahnya.
Terpisah, Dudung Abdurrahman selaku paman korban mengungkapkan keluarganya sudah berbesar hati dengan kejadian ini.
Ia pun sudah melimpahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
"Kami sudah ikhlas, semoga almarhum tenang di alam sana. Untuk proses selanjutnya kami percayakan pada pihak kepolisian," ujar Dudung singkat.
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol R Djarod PH Madyoputro menyatakan selama dilakukan penyelidikan pelaku memang mengaku senang menonton film rambo, crime dan perang.
Dari seringnya menonton film-film bergenre action itu, muncul keinginan menikam korban dengan adegan yang ada di film-film.
"Film itu dijadikan referensi yang menginspirasi," jelasnya. (Tribun Jateng/sis)